Menteri Koordinator Maritim dan Investasi Jenderal (Purn) Luhut Binsar Pandjaitan, dalam wawancara Jumat (25/6/2021), menegaskan, Indonesia berpegang pada prinsip bebas dan aktif dalam menjalankan politik luar negeri.
Indonesia memilih mengedepankan kepentingan nasional, yakni pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan rakyat, yang pada gilirannya memungkinkan membangun kekuatan ekonomi dan pertahanan secara mandiri.
Dalam bidang ekonomi dan teknologi, misalnya, Indonesia menjalin kerja sama dengan China dan Korea Selatan (Korsel).
Wujudnya, antara lain, dalam pengembangan pusat industri di Morowali (Sulawesi Tengah), Weda Bay (Maluku), dan Virtue Dragon (Sulawesi Tenggara).
Ada pula Tanah Kuning Industrial Park (Kalimantan Utara) yang diproyeksikan menjadi Green Industrial Park terbesar di dunia seluas 30.000 hektar serta Kawasan Ekonomi Khusus Galang Batang di Kepulauan Riau dengan nilai investasi hampir 117 miliar dollar AS.
Meski begitu, dua kekuatan negara adidaya tersebut terus beradu dan menegang, pada Selasa (22/6), Komando Teater Timur Tentara Pembebasan Rakyat China (PLA) melacak dan memantau kapal perang AS saat berlayar melalui Selat Taiwan.
Komando Teater Timur PLA mengorganisir pasukan laut dan udara, melacak serta memantau dengan siaga tinggi atas kapal perusak berpeluru kendali USS Curtis Wilbur, Kolonel Senior Zhang Chunhui, juru bicara Komando Teater Timur mengatakan, Rabu (23/6).
Source | : | kompas.id,kontan |
Penulis | : | Muflika Nur Fuaddah |
Editor | : | Muflika Nur Fuaddah |
KOMENTAR