Intisari-Online.com -Seorang mata-mata China bernama Dong Jingwei dikabarkan membelot ke AS.
Pejabat tinggi di dinas rahasiaChina itu disebut menyeberang ke Washington membawa rahasia laboratorium di Wuhan.
Berdasarkan laporan Spy Talk, Dong membelot ke "Negeri Uncle Sam" bersama putrinya, Dong Yang, pada 10 Februari.
Menggunakan kode Guoanbu, mata-mata itu menjadi kepala kontra-intelijen setelah dipromosikan ke jabatan wakil menteri pada 2018.
Jika laporan pembelotannya benar, Dong menjadi pejabat tertinggi pertama dalam sejarah China yang mengkhianati negaranya.
Dilansir Daily Mail Jumat (25/6/2021), disebutkan Dong membawa rahasia mengenai Institut Virologi Wuhan (WIV).
WIV adalah laboratorium di mana muncul teori konspirasi bahwa Covid-19 bocor dari sana dan menyebar ke seluruh dunia.
Dalam gambar yang dirilis oleh Beijing, nampak Dong menghadiri pertemuan Sekretaris Dewan Keamanan di Shanghai pada 23 Juni.
Namun, di media sosial ramai beredar foto itu sengaja diedit oleh China untuk menunjukkan Dong masih setia kepada mereka.
Solomon Yue, pengusaha China-AS sekaligus anggota Konvensi Nasional Republik mengeklaim foto itu editan.
Di Twitter, Yue menulis Dinas Rahasia Pertahanan AS (DIA) masih menyembunyikan Dong Jingwei di lokasi rahasia.
"Dia masih bernyanyi merayakan 100 tahun Partai Komunis China (CCP). Jadi, foto ini editan," paparnya.
Wakil ketua Republican Overseas itu menyindir, seharusnya Dong hadir di Beijing setiap kali ada pemberitaan tentangnya.
Dr Han Lianchao, mantan pejabat di kementerian luar negeri China mengungkapkan, Beijing sempat mengatur pertemuan dengan Menlu AS Antony Blinken.
Dalam pertemuan yang terjadi Maret itu, mereka mendiskusikan upaya untuk membawa Dong Jingwei pulang.
Hansendiri membelot ke AS pasca-pembantaian Tiananmen 1988. Dia berujar bahwa Beijing ingin Dong dibawa saat agenda di Alaska.
Tentu, permintaan tersebut ditolak Blinken.
Han mengatakan, "Dong terakhir kali terlihat pada September 2020."
Klaim Han itu tidak bisa diverifikasi. Namun, dia dikenal sebagai pembelot yang ceplas-ceplos.
Nicholas Eftimiades, mantan pejabat Pentagon menerangkan, Han tidak suka melebih-lebihkan dan dipercaya karena integritasnya.
Namun, Eftimiades menyarankan agar laporan tersebut harus dilihat sebagai "rumor yang kerap muncul setiap saat".
Mollie Saltskog, analis intelijen senior di The Soufan Grup sepakat dengan Eftimiades, meminta agar laporan itu tetap dikonfirmasi.
Jika laporan Dong yang membelot itu benar, akan membawa pengaruh yang signifikan kepada AS.