Pada hari Jumat, Zhao mengatakan bahwa Washington menggunakan "hak asasi manusia sebagai penyamaran" untuk "menekan perkembangan industri Xinjiang."
Melansir Newsweek, Jumat (25/6/2021), Zhao berkata: "Amerika Serikat tidak peduli sama sekali tentang orang-orang Xinjiang. Plot sebenarnya dan niat jahat mereka adalah mengacaukan Xinjiang untuk membatasi China," lapor Associated Press.
Badan bea cukai AS mengatakan penyelidikan menemukan bukti bahwa pekerja di industri polisilikon Xinjiang diintimidasi dan diancam.
Selain itu, pergerakan mereka juga dibatasi.
Pejabat China menolak tuduhan kerja paksa dan pelanggaran lainnya terhadap kelompok mayoritas Muslim di Xinjiang.
Mereka mengatakan kamp-kamp penahanan di mana sebanyak 1 juta orang ditahan adalah untuk pelatihan kerja dan untuk memerangi radikalisme.
Langkah AS merupakan rintangan potensial bagi ambisi Presiden Joe Biden untuk mempromosikan tenaga surya.
Penulis | : | Tatik Ariyani |
Editor | : | Tatik Ariyani |
KOMENTAR