Intisari-Online.com - Teori mengenaivirus corona yang bisa saja bocor dari laboratorium Institut Virologi Wuhan (WIV) di China kembali muncul.
Pada tahap awal pandemi, otoritas China mengaitkan kasus pertama virus dengan pasar di Wuhan.
China berteori bahwa wabah itu disebabkan oleh virus yang berpindah dari hewan ke manusia.
Tetapi sekarang, para pejabat AS telah mengatakan bahwa mungkin ada bukti bahwa virus itu secara tidak sengaja bocor dari laboratorium China.
China telah membantah keras klaim tersebut dengan membela laboratorium, dan menuduh media Barat menyebarkan desas-desus dan terlibat dalam kampanye kotor.
Bulan lalu, Presiden Joe Biden mengarahkan para pejabat intelijen untuk meningkatkan upaya menyelidiki asal usul virus corona, termasuk teori laboratorium Wuhan.
Dia mengungkapkan bahwa komunitas intelijen Amerika tidak yakin apakah virus itu muncul dari hewan atau kebocoran laboratorium yang tidak disengaja.
Media AS membantah ketika mantan Presiden Donald Trump dan Menteri Luar Negerinya Mike Pompeo pertama kali mempromosikan teori kebocoran laboratorium tahun lalu.
Keputusan pemerintahan Biden untuk meninjau kembali teori tersebut menandai perubahan signifikan dari penolakan teori secara luas pada tahap awal pandemi.
Namun, di tengah asal-usul virus corona yang masih menjadi perbincangan tersebut, Institut Virologi Wuhan (WIV) telah terdaftar sebagai salah satu kandidat untuk Penghargaan Prestasi Sains dan Teknologi Luar Biasa dari Akademi Ilmu Pengetahuan China tahun 2021 untuk penelitian COVID-19-nya.
Pada hari Jumat, Akademi Ilmu Pengetahuan China menerbitkan daftar kandidat untuk penghargaan pencapaian luar biasa tahunannya, termasuk laboratorium Wuhan.
Melansir Newsweek, Minggu (20/6/2021), penghargaan ini sering diberikan kepada para peneliti yang telah "menunjukkan prestasi yang signifikan dalam lima tahun terakhir," menurut Global Times, sebuah surat kabar yang dikelola pemerintah China.
Direktur Laboratorium Keamanan Hayati Nasional Wuhan WIV Shi Zhengli dan Yuan Zhiming juga terpilih sebagai kontributor luar biasa di antara anggota lembaga penelitian.
WIV mengidentifikasi patogen COVID-19 dan menyelesaikan pengurutan dan isolasi genom virus pada waktu yang tepat, serta menentukan bahwa virus "berbagi reseptor fungsional yang sama dengan virus SARS," kata akademi.
Ini juga mencantumkan banyak pencapaian penelitian lain oleh para ilmuwan WIV, sebelum mencatat bahwa "kelompok penelitian telah menyelesaikan penelitian identifikasi patogen yang paling komprehensif dan sistematis ke dalam COVID-19."
Selama konferensi pers Kamis, juru bicara Kementerian Luar Negeri China mengatakan para ilmuwan WIV layak dianugerahi Hadiah Nobel dalam bidang kedokteran, tetapi malah disalahkan oleh negara-negara Barat atas virus corona.
Dalam sebuah pernyataan kepada Newsweek, Liu Pengyu, juru bicara kedutaan besar China di Washington DC, mengatakan "keputusan Akademi Ilmu Pengetahuan China tentang penghargaan ini tidak boleh dipolitisasi."
“Sejak tahun lalu, WIV telah memberikan wawancara mendalam kepada media termasuk media asing seperti Reuters, Science dan NBC, dan berulang kali menekankan bahwa virus corona bukan buatan manusia atau bocor dari laboratorium. Peneliti Shi Zhengli dari Institut Wuhan Virology, Chinese Academy of Sciences, mencela 'teori kebocoran lab' sebagai tidak berdasar dalam wawancara pada 14 Juni," lanjut Liu.
Dia menambahkan: "Januari lalu, misi bersama China-WHO melakukan kunjungan lapangan ke lembaga-lembaga termasuk Pusat Pengendalian Penyakit Provinsi Hubei, Pusat Pengendalian Penyakit Wuhan dan Institut Virologi Wuhan, dan mereka mengunjungi laboratorium keamanan hayati dan mempelajari secara mendalam dan pertukaran jujur dengan para ahli di sana. Melalui kunjungan lapangan dan kunjungan mendalam ini, anggota misi dengan suara bulat menyimpulkan bahwa hipotesis kebocoran lab sangat tidak mungkin."