Ketika pandemi Covid-19 pun, Harsono tetap bisa sukses berjualan cilok.
Lalu apa rahasianya?
1. Mampu menangkap peluang
Sebelum berjualan cilok, dulunya dia adalah seorang tukang ojek.
Hanya saja karena pendapatanya tidak bisa mencukupi kebutuhan hidup, maka Harsono mencoba menjadi tenaga honorer petugas kebersihan di Dinas Pekerjaan Umum dan Cipta Karya Jember.
Tapi lagi-lagi pendapatannya tidak cukup untuk menfkahi keluarga.
Setelah berpikir lama, dia akhirnya mendapat ide berjualan cilok.
Hanya saja Harsono ingin hasil jualannya memiliki ciri khas.
Setelah melakukan riset, dia tahu di Jember tidak ada penjual cilok daging. Yang ada hanya cilok tepung. Ia pun mulai membuat cilok daging.
Resepnya berasal dari ayahnya yang juga berjualan panganan serupa di Bali.
2. Gencar pemasaran
Harsono memulai bisnis berjualan ciloknya hanya dengan modal awal Rp20.000.
Tapi dia memasarkan produknya ke berbagai tempat.
Disebutkan bahwa dia berangkat berjualan keliling cilok mulai pukul 06.30 WIB.
Targetnya adalah tempat keramaian seperti sekolah, perkantoran dan lainnya.
3. Berani pinjam uang ke bank
Bisnis Harsono perlahan mulai terkenal, dia pun ingin memperluas pasarnya.
Dengan modal keberanian dan keyakinan, dia memberanikan diri untuk meminjam uang modal ke perbankan Rp15 juta.
Penulis | : | Mentari DP |
Editor | : | Mentari DP |
KOMENTAR