Intisari-online.com -Sebuah video beredar di media sosial tunjukkan Presiden Perancis Emmanuel Macron ditampar dalam kunjungannya ke desa kecil.
Mengutip BBC, Macron sedang berjalan ke pembatas jalan dalam sebuah video.
Tiba-tiba seorang pria dalam kaos hijau menampar Macron di wajah sebelum paspampres segera mengamankan dia.
Dua pria telah ditangkap atas kejadian tersebut.
Namun yang menarik adalah teriakan dari penampar Macron itu.
Selain meneriakkan 'Macronisme turun!' ia juga lantang meneriakkan 'Montjoie Saint-Denis'.
Apa arti kalimat tersebut?
Rupanya, ada makna mendalam dari teriakan lantang itu.
Teriakan 'Montjoie Saint-Denis' dulunya merupakan pekikan perang tentara kerajaan di Abad Pertengahan.
Pekikan ini juga menjadi slogan kolektif kaum royalis.
Seruan tentara kerajaan Perancis ini berasal dari zaman Kapetians, yang diserukan selama Pertempuran Bouvines ke-1.
214 anggota pasukan Philip II Augustus melawan pasukan Otto IV, Kaisar Romawi Suci.
Baca Juga: Inilah Eksekusi Mengerikan di Abad Pertengahan, Ada yang Butuh Berhari-hari untuk Mati
Panji-panji Kerajaan
"'Montjoie' adalah spanduk di mana tentara abad pertengahan berkumpul ketika mereka pergi berperang.
"'Pekikan' mengacu pada spanduk kerajaan yang disimpan di Saint-Denis, tempat para raja dimakamkan," ujar Florian Besson, doktor sejarah abad pertengahan dan pemilik akun @AgeMoyen.
Sebuah legenda yang dikutip oleh Encyclopedie Universalis melaporkan Raja Clovis akan menang di 'Montjoie' dekat Saint-Denis berkat perisai dengan tiga bunga lili emas dengan latar belakang biru.
Keajaian itu membuat para tentara berseru 'Montjoie Saint-Denis!'
Spanduknya kemudian menjadi spanduk kerajaan.
Encyclopedie Universalis juga mengatakan kata 'mon-joie' mirip dengan mont-joies, tumpukan batu kecil yang masih bisa ditemukan di leher gunung.
Dulunya di Abad Pertengahan kata ini dipakai untuk merujuk bukit, oratorium, atau area yang harus dilindungi.
Seruan ditinggalkan sejak abad ke-16, lalu menjadi titik temu politik dengan lahirnya royalisme tahun 1789, tulis Paul Chopelin dosen sejarah modern di Universitas Jean Moulin di Lyon.
Seruan ditemukan kembali dan diciptakan kembali pada abad ke-19.
Sejarawan Jules Michelet berhasil menjadikannya "jeritan Perancis", berupa "visi yang jelas-jelas ketinggalan zaman yang sangat melebih-lebihkan pentingnya seruan ini, tetapi sangat sering menjadi cita-cita nasionalis saat itu," ujar Florian Besson.
"Ketika para ksatria menggunakan panggilan ini, mereka tidak memikirkan Prancis tetapi kerajaan. Tetapi sangat penting bagi Michelet untuk menemukan "jeritan Prancis" dari abad ke-12, "katanya.
Seruan dimodernkan oleh film The Visitors (1993).
Ksatria Godefroy de Montmirail yang diperankan olej Jean Reno meluncurkan "Montjoie Saint-Denis, yang mati ketika saya menjadi lemah" dengan menyerang gender.
Partai politik La France Insoumise dipimpin Eric Coquerel lahir pada April 2018 oleh tiga siswa, saat itu mereka dalah anggota Action Francaise, di bawah seruan 'Montjoie Saint-Denis!'.
Kemudian Federasi Aksi Franaise Ilede-France menyerukan tindakan di jejaring sosial.
Kemudian ada paduan suara 'Montjoie Saint-Denis' terdiri dari laki-laki menyamar sebagai penembak atau tentara.
Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik?Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di sini