Positif HIV, Wanita Ini Menjadi Inang Virus Corona Bermutasi Sampai 32 Kali Hanya Dalam Tujuh Bulan, Sumber Semua Varian Baru Covid-19 di Dunia?

Maymunah Nasution

Editor

Ilustrasi varian baru mutasi ganda virus Corona B.1.617
Ilustrasi varian baru mutasi ganda virus Corona B.1.617

Intisari-online.com -Seorang wanita berumur 36 tahun dengan kondisi tubuh positif HIV membawa virus Corona selama 216 hari.

Dan saat virus Corona ada di dalam tubuhnya, tercatat virus itu bermutasi lebih dari 30 kali.

Dilansir dari South China Morning Post dariBusiness Insider, laporan kasus janggal ini telah dipublikasikan sebagai pra-cetak di jurnal medRxiv Kamis kemarin.

Wanita yang namanya dirahasiakan ini hanya disebut berusia 36 tahun tinggal di Afrika Selatan.

Baca Juga: Pantas Saja Covid-19 di India Menggila, Inggris Temukan Ada Hal yang Berbeda dari Mutasi Covid-19 di India, Selain Sulit Diberantas Inilah Bahayanya

Virus Corona mengumpulkan 13 mutasi di protein lonjakannya, yang menjadi protein yang digunakan virus untuk menghindari respon kekebalan tubuh.

Selanjutnya 19 mutasi lain yang dapat mengubah perilaku virus juga ditemukan dalam tubuh wanita tersebut.

Total ada 32 mutasi yang dihasilkan virus Corona yang ada di tubuh wanita itu saja.

Masih tidak jelas apakah mutasi yang ia bawa sudah ditularkan ke orang lain.

Baca Juga: Waspada! Varian Baru Virus Covid-19 Lebih Banyak Serang Anak-anak, Malaysia dan Singapura Sudah Peringatkan Ini!

Dan jika lebih banyak kasus serupa ditemukan, ada kemungkinan jika infeksi HIV dapat menjadi sumber varian baru karena pasien dapat menjadi inang virus dalam waktu yang lebih lama, seperti dikatakan ahli genetik di Universitas KwaZulu-Natal di Durban, Tulio de Oliveira.

Namun, kasus ini bisa jadi pengecualian daripada aturan untuk orang yang hidup dengan HIV, karena infeksi berkepanjangan terjadi dalam keadaan immunocompromise atau melemahnya sistem kekebalan tubuh manusia, seperti dikatakan oleh Dr Juan Ambrosini, profesor penyakit menular di University of Barcelona.

Wanita di kasus ini juga ternyata mengalami imunosupresi atau melemahnya sistem kekebalan tubuh.

Penemuan ini menjadi penting untuk mengontrol Covid-19 karena pasien tersebut dapat menjadi sumber penularan dan evolusi virus, ujar Ambrosini.

Baca Juga: Masih di Tengah Tuduhan Jadi Biang Kerok Virus Corona, China Kabarkan Kasus Pertama Virus Langka Ini pada Manusia

Sudah umum diketahui jika pasien dengan kondisi imunosupresi bisa membawa virus Corona lebih lama daripada pasien lain.

Kasus-kasus ini dengan mudah bisa tidak diperhatikan, ujar de Oliveira, pasalnya setelah wanita dirawat di RS karena gejalanya, ia tunjukkan hanya gejala-gejala ringan dari Covid-19, meskipun ia masih membawa virus Corona.

Ilmuwan baru melihat kasus ini setelah wanita tersebut masuk dalam 300 orang dengan HIV mencari respons imun terhadap Covid-19, sebuah penelitian yang dilakukan oleh para ilmuwan.

Para peneliti juga temukan bahwa 4 orang lain dengan HIV telah membawa virus Corona selama lebih dari sebulan.

Baca Juga: Pantas Tingkat Infeksinya Lampaui India, Malaysia Ternyata Tak Hanya Dihantam 'Varian Covid-19 India', tapi juga Dua Varian Lain yang Sudah Bikin WHO Geleng-geleng

Sejauh ini publikasi kasus orang dengan HIV membawa virus Corona dalam waktu yang lama hanya ada pada 1 orang lain.

Beberapa pasien dengan kekebalan rentan untuk alasan lain telah terlihat membawa virus Corona dalam waktu yang lama, ujar Ambrosini.

Contohnya, ada laporan kasus orang yang menjalani transplantasi ginjal teruji positif virus Corona selama 1 tahun.

Penemuan dapat menjadi titik temu untuk Afrika, yang dari 37.6 juta warganya ada 20,6 juta warga hidup dengan HIV.

Baca Juga: Ingin Tutupi Fakta Covid-19 'Varian India' dari Dunia, India Beri Tekanan Ini ke Perusahaan Media Sosial

WHO Jumat kemarin memperingatkan peningkatan tajam infeksi Covid-19 dapat menjadi lonjakan gelombang ketiga Covid-19 di benua tersebut.

Sementara itu wanita itu sendiri didiagnosa dengan HIV tahun 2006 dan sistem imunnya melemah seiring berjalannya waktu.

Setelah dia terkena Covid-19 pada September 2020, virus bermutasi 13 kali di protein lonjakan dan ada 19 perubahan genetis dari virus tersebut.

Beberapa mutasi yang ditemukan dalam tubuhnya telah terlihat di varian mengkhawatirkan, seperti mutasi E484K, yang merupakan bagian dari varian Alfa B.1.1.7 pertama kali ditemukan di Inggris.

Baca Juga: Pantas Tingkat Infeksinya Lampaui India, Malaysia Ternyata Tak Hanya Dihantam 'Varian Covid-19 India', tapi juga Dua Varian Lain yang Sudah Bikin WHO Geleng-geleng

Mutasi selanjutnya yaitu N510Y yang merupakan bagian dari varian Beta B.1.351 pertama kali ditemukan di Afrika Selatan.

Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik?Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di sini

Artikel Terkait