Advertorial
Intisari-online.com - Belakangan ini sebuah kasus langka terungkap, di mana ada seorang pasien HIV yang terinfeksi Covid-19.
Menurut laporan tersebut, pasien itu adalah seorang wanita yang terinfeksi Covid-19 selama 216 hari.
Menurut Business Insider, kasus tersebut dialami oleh seorang wanita berusia 26 tahun di Afrika Selatan.
Lalu, laporan tersebut diterbitkan di situs web medRixiv pada 3 Juni.
Lantas, bagaimana jadinya ketika Covid-19 bertemud engan virus HIV?
Menurut situs tersebut, terjadi 13 mutasi yang membantu SARS-CoV-2 menghindari sistem kekebalan tubuh.
Hal itu menyebabkan 19 kali mengubah perilaku virus.
Namun, tidak dijelaskan apakah mutasi pada pasien HIV perempuan yang terinfeksi Covid-19 akan menyebar ke orang lain.
Tulio de Oliveira, ahli genetika di Universitas KwaZulu-Natal (Afrika Selatan) dan rekan penulis studi baru, menjelaskan fenomena itu.
Jika lebih banyak kasus serupa ditemukan, satu hipotesis adalah bahwa infeksi HIV mungkin terjadi.
Mutasi baru virus SARS-CoV-2, karena virus bertahan lebih lama pada pasien HIV.
Namun, ini mungkin satu-satunya pengecualian, tidak selalu terjadi pada pasien HIV yang terinfeksi Covid-19.
Karena virus SARS-CoV-2 hanya bertahan lama di tubuh pasien jika orang tersebut mengalami gangguan kekebalan yang parah, menurut Juan Ambrosini, seorang profesor penelitian penyakit menular di University of Barcelona (Spanyol).
Faktanya, pasien HIV perempuan yang terinfeksi Covid-19 dalam penelitian itu mengalami imunosupresi.
Associate Professor Ambrosini mengatakan temuan dalam studi baru ini penting untuk pengendalian Covid-19 karena pasien HIV dapat menjadi sumber penularan dan evolusi berkelanjutan dari virus SARS-CoV-2.
Pasien imunosupresif mungkin terinfeksi Covid-19 lebih lama daripada yang lain.
Para ilmuwan menemukan kasus pasien HIV wanita yang terinfeksi Covid-19 di Afrika Selatan ketika wanita tersebut berpartisipasi dalam studi terapan terhadap lebih dari 300 orang dengan HIV.
Dalam penelitian ini, para ilmuwan juga menemukan empat pasien HIV terinfeksi Covid-19 selama lebih dari sebulan.
Penemuan baru ini juga dikatakan sangat penting bagi Afrika, di mana 20,6 juta orang harus hidup dengan penyakit abad ini yang tercatat pada tahun 2020.
Organisasi Kesehatan Dunia pada 4 Juni memperingatkan, peningkatan tajam dalam kasus Covid-19 bisa berubah.
Menjadi gelombang ketiga penularan pada skala benua.