Intisari-Online.com - Australia telah dituduh "menyedot" jutaan dolar per bulan dari pendapatan minyak yang seharusnya menjadi milik Timor Leste.
Hal itu terjadi karena pemerintah belum meratifikasi perjanjian perbatasan laut.
The Guardian (15 April 2019) melaporkan, dengan perkiraan menunjukkan pendapatan yang diambil oleh Australia sejak penandatanganan perjanjian berjumlah lebih dari bantuan luar negeri Australia yang diberikan kepada Timor Leste, dan lebih besar dari yang dibelanjakan Timor Leste untuk kesehatan dalam satu tahun.
Perkiraan bervariasi antara $ 350.000 (Rp5,2 miliar) dan $ 2,9 juta (Rp43,3 miliar) per minggu yang ditarik Australia dengan terus mengklaim 10% dari pendapatan ladang gas dan minyak Bayu-Undan.
Terlepas dari hal tersebut, Australia tetaplah menjadi negara tetangga yang penting bagi Timor Leste.
Melansir Macau Business, Rabu (2/6/2021), Pemerintah Timor Leste pada Rabu menyetujui penandatanganan kesepakatan dengan Australia.
Kesepakatan itu untuk mendukung ketahanan masyarakat dan pemulihan ekonomi di Timor Leste akibat pandemi Covid-19.
Dalam sebuah pernyataan, pemerintah mengatakan bahwa kesepakatan tersebut disetujui oleh kabinet.
Penulis | : | Tatik Ariyani |
Editor | : | Tatik Ariyani |
KOMENTAR