Dampak Isi Perjanjian Versailles, Paksa Jerman Kehilangan Sebagian Wilayahnya

Khaerunisa

Editor

Para pejabat berkumpul di Aula Cermin di Istana Versailles, Prancis, untuk penandatanganan isi Perjanjian Versailles, 28 Juni 1919.
Para pejabat berkumpul di Aula Cermin di Istana Versailles, Prancis, untuk penandatanganan isi Perjanjian Versailles, 28 Juni 1919.

Intisari-Online.com - Mengakhiri Perang Dunia 1, Sekutu dan Jerman menandatangani isi perjanjian Versailles.

Perjanjian Versailles pun disebut sebagai 'Perjanjian Damai'. Namun, perjanjian ini tetaplah memberatkan pihak yang kalah.

Dalam hal ini, pihak yang kalah dalam Perang Dunia 1 adalah Jerman dan negara-negara blok sentral.

Sejumlah perjanjian pun ditandatangani pihak sekutu dengan negara-negara blok sentral lainnya, seperti dengan Austria, Hongaria, dan Turki.

Baca Juga: Spanyol dan Portugis Sepakati Isi Perjanjian Tordesillas Tahun 1494, Berdampak pada Kedatangan Bangsa Eropa ke Nusantara

Perjanjian Versailles merupakan perjanjian pertama yang ditandatangani sekutu dan pihak yang kalah dalam Perang Dunia 1.

Genjatan senjata disepakati pada 11 November 1918. Tetapi, Perjanjian Versailles baru ditandatangani pada 28 Juni 1919 dan mulai berlaku pada 10 Januari 1920.

Penandatanganan perjanjian ini berlangsung di Hall of Mirrors di kota Versailles, Perancis.

Apa saja isi Perjanjian Versailles dan dampaknya bagi Jerman?

Baca Juga: Detail Mengerikan Baru Terungkap, Inilah Harga Mahal Untuk Membayar Pertempuran Israel-Palestina, Nyawa Manusia Sebanyak Ini Jadi Tumbal Kebiadaban Israel

Melansir bbc.com, sebelumnya menandatangani Perjanjian Versailles, Jerman memperkirakan bahwa perjanjian perdamaian akan didasarkan pada rencana Presiden Amerika Woodrow Wilson.

Rencana Wilson itu berdasarkan Empat Belas Poin, di mana enam prnsip utamanya yaitu:

  • Mendirikan Liga Bangsa-Bangsa,
  • Pelucutan Senjata,
  • Penentuan untuk orang-orang Eropa -hak untuk mengatur diri mereka sendiri,
  • Kebebasan untuk koloni,
  • Kebebasan lautan, dan
  • Perdagangan bebas.
Delegasi dari 32 negara bertemu pada Januari 1919, tetapi konferensi untuk membahas perjanjian ini didominasi oleh Tiga Besar.

Tiga Besar itu di antaranya David Lloyd George dari Inggris ,Georges Clemenceau dari Prancis, Woodrow Wilson dari Amerika Serikat.

Rupanya, baik Inggris maupun Prancis tidak mau mendasarkan penyelesaian damai pada empat belas poin tersebut setelah November 1918.

Baca Juga: Pantas Petentang-Petenteng Berani Tantang TNI, Rupanya KKB Papua Punya 5 Senjata Ini, Salah Satunya Senjata yang Dipakai Tentara Amerika Ini

Kedua negara tersebut menguasai kekaisaran besar. Mereka menyadari bahwa pandangan Wilson tentang koloni akan menyebabkan masalah bagi mereka juga.

Karena masing-masing dari Tiga Besar memiliki tujuan berbeda, membuat negosiasi menjadi lebih sulit.

Pada akhirnya, perjanjian damai itu pun jauh lebih keras daripada yang diharapkan Jerman.

Isi perjanjian Versailles pada intinya berisi tiga poin, yaitu: (1) Negara-negara yang kalah harus melucuti senjata, (2) mereka harus mebayar ganti rugi, dan (3) mereka kehilangan tanah ke negara lain.

Baca Juga: Makin Miskin Setelah Covid-19 dan Banjir Bandang, Timor Leste Mati-matian Cari Dana Bantuan Internasional untuk Penuhi Kebutuhan Rakyatnya

Dampak Perjanjian Versailles bagi Jerman:

  • Perlucutan Senjata - Pasukan dibatasi hingga 100.000 tentara, enam kapal perang, tidak ada angkatan udara
  • Reparasi - ini akhirnya ditetapkan sebesar £ 6600 juta. Setelah itu, The Dawes and Young Plans menjadwal ulang pembayaran Jerman
  • Tanah hilang - Polandia memperoleh Posen dari Jerman, dan juga memperoleh Prusia Timur. Ini kemudian dikenal sebagai Koridor Polandia. Alsace-Lorraine dikembalikan ke Prancis. Jerman kehilangan koloninya
Baca Juga: Ini Makna Kedudukan Pancasila Sebagai Ideologi Terbuka, Mampu Menjawab Tantangan Perkembangan Zaman

Jerman pun mengkritik habis-habisan perjanjian damai ini.

Mereka mengeluh bahwa perjanjian itu “didiktekan” kepada mereka, melanggar semangat Empat Belas Poin, dan menuntut pengorbanan yang tidak dapat ditoleransi yang akan menghancurkan ekonomi mereka.

Mengutip Britannica, pada tahun-tahun setelah diratifikasi, Perjanjian Versailles direvisi dan diubah, sebagian besar menguntungkan Jerman.

Banyak sejarawan mengklaim bahwa kombinasi dari perjanjian yang keras dan penegakan ketentuan yang lemah selanjutnya membuka jalan bagi kebangkitan militerisme Jerman pada 1930-an.

Baca Juga: Narapidana India Menolak Dibebaskan dari Penjara, Malah Pilih Tetap Tinggal di Balik Jeruji Besi, Alasannya?

(*)

Artikel Terkait