Intisari-online.com - Seperti yang kita tahu saat ini pandemi Covid-19 belum mereda, dan masih menyebar dalam jumlah tinggi di beberapa negara.
Misalnya India, negara tersebut tercatat mengalami lonjakan cukup tinggi dalam kasus Covid-19 hingga disebut mengalami tsunami Covid-19.
Meskipun pandemi Covid-19 belum mereka Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus justru memperingatkan kondisi setelah Covid-19.
Ia memperingatkan, untuk jangan lengah meski jika Covid-19 telah berakhir.
Pada pertemuan tahunan dengan dewan menteri kesehatan dari 194 negara anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
Ghebreyesus menegaskan bahwa setelah Covid-19, dunia "pasti" akan menghadapi epidemi yang lebih mematikan.
"Ini tentu bukan terakhir kalinya dunia menghadapi ancaman pandemi," katanya.
"Evolusi pasti akan menciptakan virus yang lebih menular dan mematikan daripada virus SARS-CoV-2," Ghebreyesus menekankan.
Mengenai perang melawan Covid-19, meski angka kematian menurun.
Dirjen WHO menegaskan bahwa dunia masih dalam situasi yang "rapuh" dan tidak ada negara yang bebas dari ancaman, berapapun angka kematiannya.
Menurut Ghebreyesus, Covid-19 diabadikan oleh ketidaksetaraan vaksin, sementara hanya 10 negara yang telah menyuntikkan lebih dari 75% vaksin yang dikirimkan sejauh ini.
"Dunia masih dalam situasi yang sangat berbahaya. Sampai saat ini, jumlah kasus yang diumumkan tahun ini lebih tinggi dari seluruh tahun 2020," katanya.
"Dengan tren ini, jumlah kematian tahun ini akan melebihi tahun lalu untuk tiga kasus berikutnya. minggu," tambah Ghebreyesus, sebelum menghormati petugas kesehatan di seluruh dunia.
"Selama hampir 18 bulan, petugas medis dan perawatan kesehatan di seluruh dunia berada di antara hidup dan mati. Saat bertugas, banyak orang tertular virus," Ghebreyesus berbagi.
Sementara itu, diketahui baru ada satu negara Eropa yang menyebut sudah bebas dari Covid-19.
Menteri Kesehatan Malta Chris Fearne mengatakan pada 24 Mei bahwa proporsi orang dewasa yang menerima setidaknya satu dosis vaksin Covid-19 di negaranya telah mencapai 70%.
Ini berarti Malta menjadi negara pertama di Uni Eropa (UE) yang mencapai "kekebalan kelompok
"Vaksin sedang diluncurkan di Malta dengan kecepatan 1 dosis setiap 5 detik. 42% populasi orang dewasa telah divaksinasi penuh," kata Menteri Fearne, dan mengumumkan bahwa peraturan pemakaian masker tidak akan diwajibkan.
Peraturan penggunaaan masker akan dicabut pada 1 Juli bagi mereka yang telah divaksinasi jika jumlah infeksi terus menurun.
Pada 24 Mei, negara kepulauan itu mencabut pembatasan gym dan kolam renang.
Serta mengizinkan restoran tetap buka hingga 24 jam, alih-alih harus tutup pada pukul 5 sore seperti sebelumnya.