Kaum Yahudi kemudian mulai berkumpul di depan tembok itu untuk berdoa, dan akhirnya turun-temurun menjadi tradisi.
Kota Yerusalem sendiri memiliki bentuknya yang kokoh sejak abad ke-16 oleh Sultan Sulaiman Agung, Sultan dari Kekaisaran Ottoman yang membangun dinding batu raksasa itu tahun 1537.
Konon katanya Sulaiman mendapat mimpi dari Nabi Muhammad SAW yang memerintahkannya mempersiapkan pertahanan Yerusalem.
Selama dibangunnya dinding kota itu, Sulaiman memberikan instruksi memperbolehkan umat Yahudi beribadah di Tembok Ratapan.
Di bawah syarat Status Quo untuk tempat suci, sebuah dekrit yang dibuat dari dekrit Sultan Ottoman tahun 1757 dan dirincikan lebih oleh pemerintah Inggris tahun 1922, Tembok itu teknisnya menjadi milik umat Muslim.
Namun umat Yahudi memiliki hak untuk berdiri di atas pavling di depan tembok dan berdoa.
Sebelum Israel mengambil alih tembok di tahun 1967, ada tanda ini di tembok tersebut:
Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik?
Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di sini
Penulis | : | Maymunah Nasution |
Editor | : | Maymunah Nasution |
KOMENTAR