Intisari-Online.com - Ketika konflik Israel-Palestina pecah, rakyat Israel tidak merasa panik.
Ini karena militer Israel memiliki Iron Dome, sistem pertahanan udara Israel yang mampu menghancurkan roket atau rudal musuh yang mau memasuki wilayah negaranya.
Namun mereka tidak menyangka bahwa Hamas, kelompok militan Palestina, begitu gencar menembakkan roket mereka.
Baca Juga: 150 Anggota KKB Papua Bersatu, Benarkah Takut Diburu Kopassus?
Tercatat ada lebih dari 4.000 roket yang meluncur ke wilayah Israel dan ada beberapa yang berhasil menembus Iron Dome dan menghantam kota-kota di Israel.
Apa yang terjadi di kota itu?
Seorangpemilik bar El Vecino Nadav Cohen menceritakan ketika roket Hamas untuk pertama kalinya menghantam Tel Aviv, kota terpadat kedua di Israel, pada pekan lalu.
Dilansir dari24h.com.vn pada Sabtu (22/5/2021), saat itu,dia sedang membuka sebotol vodka dan sebotol arak rasa licorice.
Dia ingin menambah suasana ramai di barnya.
Lalu mendadak, di langit, ledakan terdengar sangat jelas saat sistem pertahanan udara Iron Dome diaktifkan.
Banyak pengunjung menyalakan ponsel mereka dan menonton video di media sosial untuk melihat momen roket Hamas menghantam Iron Dome.
Raykat Israel santai.
Sebab dalam konflik sebelumnya antara Israel dan militan Palestina di Gaza, Tel Aviv hampir tidak pernah terancam.
Hamas memang memiliki ribuan roket dengan jangkauan hanya 10 km atau 40 km. Sedangkan Tel Aviv berada 70 km dari Jalur Gaza.
Namun semua berubah ketikaroket Hamas menghantam Tel Aviv.
Kejadian itu menjadikan kota terpadat kedua di Israel itu menjadi garis depan dalam pertempuran.
"Terakhir kali sebuah roket mendarat di Tel Aviv, banyak orang bahkan tidak mengetahuinya," kata Cohen kepada Washington Post.
“Padahal baru minggu lalu, orang-orang di Tel Aviv bahkan pergi ke pantai untuk mandi, pergi ke bar, keluar bersama teman-teman."
"Tapi sekarang semuanya telah berubah."
Sejak pertempuran meletus pada 10 Mei 2021, tiga orang di Israel tengah telah tewas oleh roket Hamas.
Dari 3.300 roket yang ditembakkan Hamas ke wilayah Israel sejauh ini, diperkirakan ratusan telah mendarat di Tel Aviv.
Sejak awal,Tel Aviv memang menjadi target Hamas, kataAbu Oubeida, juru bicara Hamas.
Baca Juga: Ternyata Militer Indonesia PunyaIron Dome versi TNI AU Sendiri, Bertugas Lindungi Ibu Kota Jakarta!
Ini karenaYerusalem masih dianggap suci oleh sebagian besar kelompok militan Hamas.
Kota Tel Aviv memiliki kurang dari 500.000 penduduk, tetapi wilayah metropolitan Tel Aviv dihuni oleh 3,8 juta orang, menurut statistik tahun 2019.
Orang-orang di wilayah metropolitan Tel Aviv terbiasa dengan sirene yang dibunyikan setiap malam.
Oleh karenanya, mereka selalu memiliki plan B.
Setiap kali pesan alarm diterima dari pihak berwenang, orang-orang lari ke tempat penampungan.
Sebab, titik di manaroket itu jatuh adalah sesuatu yang tidak dapat diprediksi oleh siapa pun.
Contoh, di gedung konser di Herzliya, utara Tel Aviv, penyanyi Shuli Rand dan bandnya bergegas ke bawah tanah untuk menghindari roket.
Sekolah-sekolah di Tel Aviv juga telah ditutup sementara hingga situasi menjadi lebih aman.
Sejak perang Gaza 2014, Hamas telah menemukan cara untuk membawa Tel Aviv ke dalam keadaan darurat.
Pensiunan Kolonel Miri Eisin, mantan perwira intelijen senior di militer Israel, mengatakan Hamas telah mengubah taktiknya.
Di mana mereka membanjiri sistem pertahanan udaradengan menembakkan ratusan roket ke suatu daerah di dalam negeri hanya dalam beberapa menit.
Hamas memiliki kemampuan ini berkat fasilitas produksi roket bawah tanah.
“Hamas meluncurkan lebih banyak roket dan mereka juga mengubah taktik mereka."
"Mereka tidak lagi meluncurkan roket secara bertahap untuk mengatasi kemampuan sistem Iron Dome."
"Tapi malah menambahnya berkali-kali lipat denganhulu ledak yang lebih besar, "kata Eisin.
Karena rakyatnya terancam,Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu angkat bicara.
Dia menekankan bahwa operasi militer tidak dapat berakhir tanpa menjamin keamanan rakyat.
Tetapi dia akan melakukan yang terbaik untuk mengamankan rakyat Israel. Khususnya yang tinggal diTel Aviv.