Intisari-Online.com - Konflik Israel-Palestina atau bisa juga konflik antara Israel dan Hamas menjadi terburuk dalam beberapa tahun terakhir.
Bahkan terburuk dari tahun 2014 di Jalur Gaza.
Dilansir dari dailymail.co.uk pada Sabtu (22/5/2021), di Jalur Gaza, otoritas kesehatan mengatakan 243 warga Palestina.
Itu termasuk 66 anak-anak telah tewas, dengan lebih dari 1.900 terluka termasuk 560 anak-anak.
Sementara WHO menyebutkan jumlah korban luka secara signifikan lebih tinggi, yaitu 8.600.
Selain itu, 25 warga Palestina lainnya tewas di Tepi Barat, kata otoritas kesehatan Palestina.
Lalu Israel mengatakan lima orang ditembak setelah mencoba menabrak atau menikam tentara Israel di pos pemeriksaan.
Hamas menambahkan total 1.447 rumah termasuk 205 bangunan tempat tinggal telah terkena atau hancur total.
Sementara gedung-gedung pemerintah, pipa air, kabel listrik, generator, dan masjid juga rusak.
Dari pihak Israel, dilaporkan ada12 orang tewas di wilayahnya.
Mereka adalah satu anak Israel, satu remaja Arab Israel dan ayahnya, satu India, dan dua warga negara Thailand. 357 orang terluka oleh roket.
Jatuhnya korban dari pihak Israel dikarenakan serangan roket Hamas yang mampu menembussistem pertahanan udara Israel.
Kata militer Israel, dari 4.070 roket yang ditembakkan oleh kelompok bersenjata Palestina ke Israel, sekitar 90 persen berhasil dicegat.
Artinya ada ratusan roket yang sukses menembus Iron Dome, namasistem pertahanan udara Israel.
Apalagi serangan Hamas sebagian besar menghancurkan sasaran sipil, termasuk rumah dan pabrik.
Diklaim 2.061 roket mengenai rumah. Sementara1.367 lainnyamengenai mobil di Israel selatan dan tengah.
Oleh karenanya Otoritas Pajak Israel akan menangani kompensasi hancurnya barang dan rumah milik warganya.
Selan itu, kesal karena roket Hamas berhasil menembus sampai ke wilaahnya,Israel langsung menyerang Hamas.
Perdana Menteri Israel BenjaminNetanyahu mengatakan serangan udaranya menghancurkan lebih dari 60 mil terowongan Hamas, bersama dengan baterai roket dan kapal selam bunuh diri.
Ia juga menembak jatuh drone dan pertahanan Iron Dome-nya menghancurkan ribuan rudal Hamas.
Sementara itu, Hamas gagal menyebabkan kerusakan besar di Israel karena sistem pertahananudata Irone Dome menjatuhkan ribuan roket.
Walau begitu, mereka mampu mempertahankan posisi meskipun ada serangan bom malam oleh IDF.
Beruntungnya segala konflik itu berakhir setelah kedua negaramenyerukan gencatan senjata.
Kesepakatan gencatan senjata itu datang sebagian besar karena tekanan internasional, terutama dari Amerika Serikat (AS) dan Prancis.
Presiden AS Joe Biden memuji gencatan senjata yang akan datang dalam pertempuran antara Israel dan Hamas.
Presiden Biden juga memuji pemerintah Mesir karena memainkan peran penting dalam menengahi gencatan senjata.
"Saya percaya Palestina dan Israel sama-sama berhak untuk hidup dengan aman dan terjamin dan menikmati kebebasan, kemakmuran dan demokrasi yang setara," kata Presiden Biden.
"Pemerintahan saya akan melanjutkan diplomasi kami yang tenang dan tanpa henti ke arah itu."
Inggris juga menyambut baik gencatan senjata yang diumumkan oleh Israel dan Hamas.
Perdana Menteri Boris Johnson menyampaikan bahwa diameminta semua pihak untuk mengakhiri siklus kekerasan di wilayah tersebut.
Lalu Turki juga menyambut baik gencatan senjata di Gaza.
Tetapimereka menyerukan solusi dua negara untuk memastikan berakhirnya konflik secara permanen.
Sementara Presiden Mesir Abdel Fattah Al-Sisi berterima kasih kepada Presiden AS Joe Biden atas perannya dalam membuat inisiatif gencatan senjata Mesir di Gaza berhasil.
Al-Sisimengatakan dia dan Presiden Biden sama-sama melihat urgensi penanganan konflik antara semua pihak yang memiliki diplomasi.
Diketakui, upaya Mesir untuk menengahi gencatan senjata antara Israel dan Palestina mulai berlaku pada Jumat pagi.
Baca Juga: Sanggup Luncurkan 3.000 Roket ke Israel, Ternyata Inilah Cara Hamas Kumpulkan Dana Perang