Dari tiga serangan di Gaza sebelumnya Israel telah menyimpulkan mereka tidak lagi menerima "ikatan strategis" dengan Hamas; bahwa kemenangan militer harus cepat, nyata dan dikumandangkan; bahwa Palestina dan musuh regional harus belajar mereka tidak dapat meraih secara paksa apa yang tidak bisa mereka raih melalui diplomasi; dan bahwa Israel akan melakukan apa yang harus dilakukan untuk menang, tak peduli berapa lama atau bagaimana dunia merengek akan hal itu.
Dengan dasar itulah Israel membuat contoh di Gaza, secara sadis menghancurkan administrasinya, ibukota dan infrastruktur ekonominya, termasuk listrik, air dan sistem limbah.
Israel benar-benar membuat Palestina dan Gaza layaknya ketinggalan zaman beberapa tahun atau puluhan tahun.
Netanyahu membuat Gaza menderita dalam langkah sinis untuk memuaskan balas dendam berdasarkan ultra-nasionalis dan melanjutkan mempertahankan posisinya di politik Isael.
Jika ia tidak menjabat menjadi PM lagi, ia akan mendekam di penjara, seperti pendahulunya Ehud Olmert, atas salah satu dari tiga kasus yang kini ia hadapi di pengadilan: penipuan, pelanggaran kepercayaan dan penerimaan suap.
Netanyahu kemarin kesulitan karena hanya tinggal menghitung hari sebelum sekutu fasisnya mengamuk di Yerusalem Timur meneror penduduknya.
Ia gagal membentuk pemerintahan koalisi dan akhirnya dipaksa untuk diadili setelah penundaan berulang kali.
Namun setelah ketegangan terjadi, musuhnya gagal membentuk pemerintahan dan saat ketegangan memburuk kesempatannya berada di kursi PM meningkat drastis dengan partai sayap kanan lebih kecil seperti Yamina masuk ke koalisinya.
Baca Juga: Padahal Brutal, Ini Alasan Amerika Masih Mati-matian Dukung Israel Hancurkan Palestina
Penulis | : | Maymunah Nasution |
Editor | : | Maymunah Nasution |
KOMENTAR