Intisari-Online.com - Sejarah Timor Leste sejak abad ke-16, yang saat itu disebut Timor Timur adalah koloni Portugis yang dikenal sebagai Timor Portugis.
Sisa pulau Timor, dan pulau-pulau lain yang kemudian menjadi Indonesia, dijajah oleh Belanda antara abad ke-17 dan ke-19, dan dikenal sebagai Hindia Belanda.
Portugal sebagian besar mengabaikan koloni tersebut.
Mereka menggunakannya terutama sebagai tempat untuk mengasingkan orang-orang yang dianggap pemerintah di Lisbon sebagai "masalah."
Mereka ini termasuk tahanan politik dan juga penjahat biasa.
Meskipun Portugal netral selama Perang Dunia II, pada bulan Desember 1941, Timor Portugis diduduki oleh pasukan Australia dan Belanda, yang mengharapkan invasi Jepang.
Ketika Jepang benar-benar menduduki Timor, pada Februari 1942, Sekutu dan sukarelawan Timor melibatkan mereka dalam kampanye gerilya.
Bantuan ini sangat merugikan penduduk sipil: Pasukan Jepang membakar banyak desa dan menyita persediaan makanan.
Pendudukan Jepang mengakibatkan kematian 40.000-70.000 orang Timor Leste.
Sejarah mencatat Timor Leste diserahkan kembali ke Portugal setelah perang, tetapi Portugal terus mengabaikan koloninya.
Sangat sedikit investasi yang dibuat untuk infrastruktur, pendidikan dan perawatan kesehatan.
Koloni tersebut dinyatakan sebagai 'Provinsi Seberang Laut' Republik Portugis pada tahun 1955.
Secara lokal, otoritas berada pada Gubernur Portugis dan Dewan Legislatif, serta kepala daerah atau liurai.
Hanya sebagian kecil orang Timor Leste yang mengenyam pendidikan, dan bahkan lebih sedikit lagi yang melanjutkan ke universitas di Portugal.
Selama ini, Indonesia tidak menunjukkan ketertarikan pada Timor Leste, meskipun ada retorika anti-kolonial dari Presiden Sukarno.
Ini sebagian besar karena Indonesia disibukkan dengan penguasaan Irian Barat di New Guinea, yang telah dikuasai oleh Belanda setelah Indonesia merdeka.
Bahkan, di Perserikatan Bangsa-Bangsa, para diplomat Indonesia menegaskan bahwa negaranya tidak berusaha menguasai wilayah mana pun di luar bekas Hindia Belanda, secara eksplisit menyebut Timor Leste.
(*)