Advertorial
Intisari-Online.com - Di zaman sekarang, teknologi digital semakin canggih.
Kini kita bisa mengirim pesan atau apapun dengan mudah keberbagai penjuru dunia.
Namun sepertinya kecanggihan digital itu tidak terlalu berlakudi kota Chennai, di India.
Sebab beberapa orang masih kesulitan membaca buku di perangkat digital atau masih tidak mau meninggalkan buku-buku cetak.
Bahkan di kota ini, ada sebuah surat kabar harian populer yang ditulis seluruhnya dengan tangan.
Menurut mereka, teknologi boleh saja berkembang. Namun inovasi tidak harus melenyapkan tradisi.
Dilansir darithevintagenews.com pada Sabtu (1/5/2021), The Musalman adalah surat kabar tulisan tangan dalam bahasa Urdu dan telah ada selama 90 tahun.
Didirikan pada tahun 1927 oleh Syed Azathulla, dan hari ini diedit oleh cucunya Syed Arifullah, yang mengambil alih pekerjaan tersebut setelah ayahnya meninggal.
Selain Arifullah, ada juga tiga orang ahli kaligrafi yang disebut katib yang menulis surat kabar, dan tiga orang wartawan yang mencari berita.
Kaligrafi memiliki tempat khusus di kalangan umat Islam di India.
Ini karena berakar pada agama Pos katib di dunia kunoyang merupakan salah satu kehormatan yang tinggi.
Para penulis atau juru tulis tradisional ini sangat terampil dalam seni menulis, dan pencapaian keterampilan kaligrafi artistik seperti itu bahkan saat ini dijunjung tinggi.
Di masa lalu, semua surat kabar Urdu mengikuti tradisi tulisan tangan, hingga 1980-an.
Namun, beberapa surat kabar lain menyesuaikan proses pencetakan mereka untuk mengikuti perubahan teknologi digital.
Tapi The Musalman terus mempertahankan metode tradisional tetap hidup.
Koran sore empat halaman ini dibuat dengan susah payah dengan tangan.
Setiap kesalahan, dan seluruh halaman harus dikerjakan ulang.
Bahkan banyak di antara iklan yang digambar dengan tangan, meski sering kali diajukan secara digital.
Cara itu dilakukansetiap hari sejak 1927.
“Kaligrafi adalah jantung dari The Musalman. Kalau dihilangkan juga, maka tidak ada yang tersisa," kata Arifullah dalam wawancara dengan Daily Mail.
Kantor surat kabar memiliki fasilitas paling sederhana di gedung seluas 800 kaki persegi.
Tapi tidak ada yang menghalangi antusiasme tim.
Para karyawan sepenuhnya mengabdikan diri pada pekerjaan mereka, percaya pada hal itu, dan siap untuk melakukan pekerjaan mereka sampai "nafas terakhir" mereka, seperti yang dikatakan oleh kepala reporter, Rehman Hussain, baru-baru ini.
Seperti yang dikatakan Arifullah dalam sebuah wawancara untuk Khaleej Times, mereka semua seperti satu keluarga.
The Musalman memiliki koresponden di seluruh negeri, termasuk Hyderabad, Kolkata, Mumbai, dan New Delhi.
Surat kabar memiliki pelanggan di semua tempat ini juga.
Mereka kebanyakan beragama Islam, tapi ada juga yang beragama Hindu yang menguasai bahasa Urdu dan membaca koran yang oplahnya mencapai 21.000 eksemplar setiap hari.
Selain pelanggan, orang dapat menemukan The Musalman di kios koran dengan harga kurang dari satu rupee (Rp195).
Ada juga banyak orang terkenal — pemimpin agama, keluarga kerajaan, penulis, dan penyair — yang berkontribusi pada surat kabar.
Penulisan The Musalman adalah sebuah seni, dan semua anggota tim menikmatinya.
Untuk berita terbaru, akan selalu ada tempat tersisadi sudut halaman depan, asalkan sudah mencapai ruang redaksi sebelum jam 3 sore
Dengan harga sampul yang serendah itu, pendapatan surat kabar terutama berasal dari iklan yang cukup untuk menutupi gaji para pekerja.