Mendapatkan udara dari permukaan melalui dua tabung yang dipasang pada pelampung, udara kemudian akan bersirkulasi melalui pompa udara.
Ini menampilkan dua pemurni udara mentah, yang menggunakan bahan kimia untuk menghasilkan oksigen sambil memaksa udara melalui sistem untuk dibersihkan.
Hal tersebut menjadikan USS Alligator sebagai kapal selam pertama yang memiliki sistem pemurni udara.
Kapal selam itu juga memiliki penguncian udara dan dengan demikian merupakan kapal selam operasional pertama yang memungkinkan penyelam meninggalkan kapal dan kembali tanpa muncul ke permukaan.
Ini penting, karena memungkinkan penyelam untuk menanam ranjau di kapal lain dan meledakkannya dari dalam kapal selam.
USS Alligator menggunakan sistem propulsi yang mencakup 16 dayung yang akan ditenagai dengan tangan.
Ketika Angkatan Laut AS menyadari kelemahan dari sistem propulsi yang ada, mereka segera memerintahkan untuk diganti.
Lalu pada tahun 1863, Washington Navy Yard mengganti dayung dengan baling-baling yang digerakkan tangan.
Ini meningkatkan kecepatan kapal dari 2 knot menjadi 4 knot tetapi juga memungkinkannya melaju secepat 7 knot.
Penulis | : | K. Tatik Wardayati |
Editor | : | K. Tatik Wardayati |
KOMENTAR