Baca Juga: Disepakati 29 Pemimpin Dunia, Inilah Isi Dasasila Bandung Hasil Konferensi Asia-Afrika Tahun 1955
Melansir Kompas.com (13/4/2015), kisah itu diungkapkan Padlie Badjuri, dalam buku bertajuk Warna-Warni KAA 1955 yang akan dibagikan kepada para delegasi peringatan ke-60 KAA.
Salah satu kisahnya datang dari Perdana Menteri India Jawaharlal Nehru.
Ketika Perdana Menteri India tersebut makan di Rumah Makan Madrawi di Jalan Dalam Kaum Bandung, ada kejadian tak terduga yang disaksikan pemilik rumah makan tersebut.
Rumah Makan Madrawi sendiri merupakan tempat makan yang kerap dikunjungi Presiden pertama Indonesia, Soekarno, Ali Sastroamidjojo, dan Ruslan Abdulgani, karena rasa makanannya yang dinilai sangat lezat.
"Soekarno sejak mahasiswa sering makan di sini. Ia memiliki kesukaan sepiring nasi dengan sate ayam, gulai kambing, es teh manis, dan pisang ambon.
"Kalau lagi punya duit, dia bayar. Kalau enggak, besok baru datang lagi sambil bayar yang kemarin," ujar pemilik Rumah Makan (RM) Madrawi, Padlie Badjuri, dalam buku bertajuk Warna-Warni KAA 1955.
Pertemanan Padlie dengan Soekarno pun terus berlanjut, hingga saat diselenggarakannya KAA di Bandung, Presiden Soekarno pun menyarankan sate dan gulai RM Madrawi jadi menu sajian bagi delegasi konferensi tersebut.
Namun, sate ayam dan kambing yang disajikan tidak menggunakan tusuk sate bambu, tetapi stainless agar kehangatannya tetap terjaga. Makanan tersebut dikirim sehari dua kali ke Gedung Pakuan.
Meski setiap hari dikirim ke Gedung Pakuan, tetap banyak delegasi yang makan langsung di RM Madrawi, salah satunya Perdana Menteri (PM) India Jawaharlal Nehru.
Pada suatu hari, ia bersama beberapa orang lainnya memesan sate kambing dan nasi rames.
Penulis | : | Khaerunisa |
Editor | : | Khaerunisa |
KOMENTAR