Intisari-online.com -Militer Indonesia bersama dengan seluruh warga Indonesia baru saja berduka atas insiden kecelakaan KRI Nanggala-402.
Sejak Rabu, kapal selam TNI Angkatan Laut (AL) itu hilang kontak dan pada Sabtu 24/4/2021 kapal dinyatakan tenggelam di kedalaman 838 meter di bawah laut.
Para kru dinyatakan gugur di medan tugas.
Komandan kapal selam tersebut adalah Letkol Laut Heri Oktavian, yang sudah setahun lamanya menjadi komandan KRI Nanggala-402.
Cerita mengenai sosok Heri telah dituliskan oleh Edna C Pattisna, yang bertemu dengan Heri sejak tahun 2011.
Edna saat itu ditugaskan untuk menulis mengenai Satuan Kapal Selam di Surabaya.
Edna menyebut dalam artikelnya di kompas.id berjudul "Pesan dari Komandan KRI Nanggala-402" jika Heri adalah sosok yang cerdas.
Ia juga tergolong orang yang apa adanya dalam berbicara.
Mereka berkomunikasi terus sampai tahun 2020 kemarin.
Saat itu keduanya membicarakan rencana pemerintah membeli kapal selam baru.
Keduanya mulai bertukar informasi.
Heri disebutkan oleh Edna sangat khawatir dengan rencana pembelian kapal selam bekas.
Pasalnya, menurutnya TNI AL terutama pasukan kapal selam atau korps Hiu Kencana membutuhkan kapal selam yang mumpuni.
Jelas-jelas mereka memerlukan kapal selam yang memiliki kemampuan bertempur.
Tentunya hal itu disediakan oleh kapal selam baru, bukan jenis yang bekas.
Ia juga menyinggung kapal selam buatan PT PAL yang tidak memuaskan.
Heri juga mengatakan, KRI Nanggala-402 terus-terusan menunda overhaulnya di tahun 2020.
Padahal kapal itu harus terus disiapkan mengingat jam kerjanya yang tinggi.
Heri geram dengan alutsista yang senantiasa bekas itu, dan berharap para pembuat keputusan benar-benar memikirkan TNI dan prajuritnya.
Ia sebal dengan para pembuat keputusan yang berwatak "asal bapak senang" dan lebih mengejar pangkat dan kursi yang enak, ataupun keuntungan fulus.
Heri juga bercerita mengenai korban-korban yang jatuh akibat alat utama sistem senjata yang buruk.
Bahkan, Edna menceritakan Heri berkisah tentang perwira yang justru mendapati kondisi yang dipersulit atasannya.
Hal itu terjadi karena ia melaporkan buruknya kapal selam buatan PT PAL.
Ia berujar, "Sama media, gue berharap. Beritakan yang sebenarnya."
Heri memang tidak menyebut secara langsung nama kapal selam yg dibuat oleh PT PAL.
Namun seperti kita ketahui, PT PAL baru saja meluncurkan kapal selam KRI Alugoro pada 17 Maret 2021 lalu.
PT PAL memproduksinya dengan skema transfer teknologi bersama perusahaan Korea Selatan, Daewoo Shipbuilding and Marine Engineering Co Ltd (DSME).
Mengutip Kompas.com, Alugoro digadang-gadang akan digunakan Komando Armada II (Koarmada II).
Kapasitasnya lebih kecil daripada kapasitas KRI Nanggala-402, hanya bisa menampung 40 orang kru serta tim khusus TNI AL.
KRI Alugoro-405 diproduksi bersama KRI Nagapasa-403 dan KRI Ardadedali-404 yang juga dibangun DSME.
Menhan Prabowo sendiri saat meresmikan KRI Alugoro-405 sudah mengatakan tentang alat pertahanan yang sudah sangat tua dan sudah saatnya masuk meja peremajaan.
Ketika isu pembelian kapal selam bekas yang sudah sangat uzur tidak dilaksanakan, Heri sangatlah lega.
Ia saat itu berpikir masih banyak orang di Kementerian Pertahanan dan TNI AL yang berkomitmen untuk TNI AL dan Korps Hiu Kencana yang lebih baik.
Saat itu, ia berujar, "Mereka berani mengatakan yang sebenarnya."
Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik?Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di sini