Teknik 'free ascent' maksudnya awak kapal selam diajari teknik bernapas untuk menyelamatkan diri dari kapal selam.
Mereka nantinya dapat menggunakan jaket pelampung atau cincin apung.
Sayangnya hasil dari sistem ini juga tidak begitu baik.
Ini terlihat jelas pada tahun 1950, ketika HMS Truculent tenggelam setelah tabrakan dengan kapal dagang di pantai Inggris.
Semua dari 72 awak berhasil mencapai permukaan, tetapi hanya 15 yang selamat dengan sisanya tersapu ke laut oleh air pasang dan hilang.
Atau kejadian ketika 69 awak kapal selam Soviet, 34 di antaranya yang berhasil naik ke permukaan kemudian meninggal karena hipotermia, gagal jantung, atau tenggelam.
Pada 1990-an, sebagian besar angkatan laut dunia yang mengoperasikan kapal selam, termasuk RAN, mengganti sistem pelarian yang ada dengan Submarine Escape Immersion Ensemble (SEIE) yang dikembangkan Inggris atau versi lokal dari desain tersebut.
Sebelum tahun 1939, jika ada awak kapal selam yang tidak dapat melarikan diri dari DISSUB, maka hanya sedikit yang dapat dilakukan untuk menyelamatkan mereka.
Selama tahun 1920-an, beberapa angkatan laut, khususnya USN, menggunakan operasi menyelamatkan (rescue) dengan beberapa keberhasilan.
Namun, operasi rescue awal ini hanya dilakukan jika kondisi kapal selama ideal dan itu pun tetap jarang dilakukan.
Seringkali jumlah kerusakan yang dialami kapal selam tidak diketahui, yang berarti kapal selam tidak dapat dipindahkan.
Penulis | : | Mentari DP |
Editor | : | Mentari DP |
KOMENTAR