Intisari-online.com - Bisa dibilang Israel adalah negara yang memiliki perlengkapan tempur cukup komplit di dunia.
Namun, siapa sangka serangan kejutan yang terjadi baru-baru ini membuat negara itu tak berdaya menghadapinya.
Menurut 24h.com.vn, pada Jumat (23/4/21), tentara Israel mengatakan bahwa mereka mendapat serangan yang ditunjukkan ke wilayah negara.
Kemudian jatuh di dekat reaktor nuklir Shimon Peres, pada Kamis (22/4).
Video yang beredar meunjukkan sirine rudal berdering, di daerah dekat Dimona, rumah bagi pusat penelitian nuklir Shimon Peres Negev, Israel.
Rudal tersebut dikirim oleh Suriah, jatuh dan meledak di wilayah itu.
IDF mengatakan, dalam serangan itu pusat nuklir Shimon Peres tidak rusak, dan tidak ada korban terluka dalam serangan tersebut.
Namun, yang mengejutkan adalah Israel bisa kecolongan oleh serangan kecil itu, padahal sudah memiliki pencegat rudal paling mahal di dunia.
Juru bicara militer Israel, Hidai Zilberman, mengatakan rudal yang diluncurkan itu adalah rudal SA-5 buatan Rusia yang melesat dari sasaran dan meledak di Israel Selatan.
Rudal itu diluncurkan oleh Suriah terhadap jet Israel yang berpartisipasi dalam serangan udara sebelumnya di dekat Damaskus.
"Namun, rudal ini meleset dari sasarannya dan terbang ke Dimona, jatuh ke posisi sekitar 30 km dari reaktor nuklir Israel, "kata Zilberman.
Di Washington, Jenderal Frank McKenzie, kepala Komando Pusat AS, membuat penilaian di depan Komite Angkatan Bersenjata Senat.
"Saya pikir ini mencerminkan realitas dari pasukan pertahanan udara Suriah yang malang, di mana mereka menanggapi serangan udara Israel terhadap sasaran di Suriah," katanya.
"Roket mereka menembakkan misil mereka di orbit parabola ke Israel," imbuhnya.
"Saya tidak percaya bahwa itu adalah serangan yang disengaja, tetapi hanya ketidakmampuan pasukan pertahanan udara Suriah," jelasnya.
Namun, serangan itu menunjukkan kegagalan sistem pertahanan rudal Israel.
Sistem pertahanan rudal Israel telah mencoba mencegatnya, namun gagal menghentikannya.
Menteri Pertahanan Israel, Benny Gantz sampai keheranan dan insiden itu sedang diselidiki.
Padahal Israel memiliki sistem pertahanan mahal terkemuka di dunia dengan Iron Dome, David Sling, Patriot dan Arrow gagal dalam upaya mencegat rudal era Soviet.
"Ini pelajaran berharga bukan hanya untuk pertahanan kita karena mencegat sasaran serupa telah dilatih dengan sangat baik dalam tembakan sungguhan tetapi hasil dalam pertempuran sesungguhnya tidak sesuai dengan yang diharapkan," ucap Gantz menambahkan.
Dalam beberapa tahun terakhir, Israel telah berulang kali melancarkan serangan udara ke Suriah, termasuk sasaran militer yang melibatkan Iran dan milisi Hizbullah Lebanon, keduanya sekutu Jenderal Presiden Suriah Bashar Assad. Serangan semacam itu sering menarik daya tembak anti-pesawat Suriah.
Serangan timbal balik antara Israel dan Suriah terjadi di tengah meningkatnya ketegangan antara Israel dan Iran, yang mempertahankan tentara dan proksi di Suriah.
Iran menuduh Israel melakukan serangkaian serangan terhadap fasilitas nuklirnya, termasuk sabotase 11 April di fasilitas nuklir Natanz dan bersumpah akan membalas dendam.
Itu juga mengancam untuk mempersulit upaya pimpinan AS untuk memulihkan kesepakatan nuklir internasional dengan Iran, yang sangat ditentang oleh Israel.