Intisari-online.com - Kapal selam Indonesia KRI Nanggala yang hilang kontak sejak Rabu (21/4/21), telah mendapat sorotan luar biasa.
Awalnya pemerintah Indonesia hanya meminta bantuan Singapura dan Australia untuk membantu melakukan pencarian kapal selam tersebut.
Namun, siapa hingga kini belum ditemukan sejumlah militer dunia ikut terjun melakukan pencarian kapal selam tersebut.
Menurut laporan The Guardian, India telah mengerahkan kapalnya untuk membantu melakukan pencarian, dan militer Amerika pun ikut turun tangan melakukan pencarian.
Baca Juga: 'Diborong' Militer-militer Paling Kuat, Inilah 10 Kapal Selam Terbaik di Dunia!
AS mengirim aset udara mereka, untuk membantu pencarian kapal selam Indonesia yang hilang, lapor sekretaris pers Pentagon John Kirby.
"Kami sangat sedih, dengan berita kapal selam Indonesia yang hilang, dan pikiran kami tertuju pada para pelaut Indonesia dan keluarganya," tweet Kirby.
"Atas undangan pemerintah Indonesia, kami mengirimkaan aset udara untuk membantu pencarian kapal selam yang hilang," tambahnya.
Militer AS bergabung dalam pencarian tersebut pada Kamis (22/4/21), dan telah membuat laporan dalam pencariannya.
Menurut laporan militer AS yang bergabung dalam pencarian, angkatan laut Indonesia mengatakan, kapalnya telah menemukan obyek misterius di kedalaman 50-100 meter.
Tim penyelamat yang mencai kapal selam Indonesia, menemukan benda bermagnet tinggi tak dikenal di kedalaman sekitar 100 meter.
Namun, tak lama berselang benda tersebut sinyalnya menghilang, sehingga membuatnya sulit untuk dilacak.
Juga tidak diketahui pasti, apakah itu sinyal dari kapal selam tersebut atau bukan.
Tim pencari masih melakukan pencarian, dengan menemukan jejak tumpahan minyak di tempat kapal itu menyelam ke laut.
Hingga kini kapal tersebut, dilaporkan belum ditemukan.
"Kami belum menemukan kapal selam yang hilang," kata Widjojono.
"Kami sedang mencari zonasi, ada 400 orang yang terlibat dalam pencarian ini," imbuhnya.
TNI AL telah mengerahkan 6 kapal perang dan 1 helikopter untuk ikut dalam pencarian.
Pada 21 April, kapal selam KRI Nanggala-402 yang membawa 53 orang, diminta menyelam untuk meluncurkan torpedo di lepas pantai Bali.
"Setelah kami izinkan, tiba-tiba kapal hilang kontak, tidak dilaporkan hasilnya ke pangkalan," kata Kementerian Pertahanan RI.
Pejabat Indonesiamenjelaskan bahwa jumlah oksigen di kapal selam akan habis pada pagi hari tanggal 24 April.
Itu berarti Indonesia memiliki lebih dari dua hari tersisa untuk menyelamatkan 53 orang di dalamnya, menurut Daily Mail.
"Awak kapal selam KRI Nanggala-402 sudah cukup oksigen hingga pukul 03.00 tanggal 24 April, karena cukup tersimpan oksigen selama tiga hari setelah listrik padam total," kata Kapolres. angkatan laut Indonesia, Yudo Margono.
"Mudah-mudahan bisa kita temukan. Sebelum waktu itu," tambahnya.
Namun, Laksamana Muda Antoine Beaussant Angkatan Laut Prancis memperingatkan bahwa kapal selam itu bisa hancur jika jatuh ke kedalaman 700 meter atau lebih.
"Jikakapal itu jatuh ke kedalaman 700 meter, maka akan hancur," kata Beaussant.