'Pertempuran Piknik', Saat Warga Berbondong-bondong Saksikan Perang Saudara Amerika Sambil Makan Sandwich hingga Akhirnya Mereka Lari Terbirit-birit Ketakutan

Tatik Ariyani

Editor

Ilustrasi perang saudara di Amerika
Ilustrasi perang saudara di Amerika

Intisari-Online.com - Warga Washington DC, Amerika Serikat (AS), berbondong-bondong jalan kaki ke pedesaan dekat Manassas, Virginia pada 21 Juli 1861.

Mereka bukan hendak menghadiri suatu pesta perayaan, namun mereka hendak menonton perang.

Ya, warga hendak menonton bentrokan antara pasukan Union dan Konfederasi.

Bentrokan tersebut merupakan pertempuran besar pertama di Perang Saudara Amerika atau Perang Sipil Amerika.

Baca Juga: Sok-sokan Kuasai Laut China Selatan, Militer China Panik Bukan Main PasLihat Kapal Perang Amerika Buntuti Kapal Induknya dalam Jarak Dekat,Ketahuan Gegara Hal Ini

Negara Bagian Utara (Union) mengenalnya sebagai Pertempuran Bull Run Pertama, sedangkan Selatan (Konfederasi) menyebutnya Pertempuran Manassas Pertama.

Perang militer ini juga dijuluki "Pertempuran Piknik" karena orang-orang datang menonton sambil makan sandwich dan memakai teropong opera.

Para penonton di antaranya adalah para anggota Kongres AS.

Mereka berharap Union menang dan segera mengakhiri perang yang dimulai 3 bulan sebelumnya ini.

Baca Juga: Bukannya Menolak, Rupanya Inilah Alasan Bung Hatta Sempat 'Tidak' Memasukkan Papua ke Dalam Wilayah Indonesia Pada Awal Kemerdekaan Indonesia

Namun, Union kalah dan para penonton yang awalnya piknik, langsung panik untuk menyelamatkan diri.

Diawali pada 16 Juli 1861 saat pasukan federal yang dipimpin Brigadir Jenderal Irvin McDowell, mulai beranjak dari ibu kota negara ke persimpangan kereta api di Manassas, hampir 50 kilometer jauhnya.

Di sana mereka sudah dinanti pasukan Konfederasi yang dinakhodai Jenderal Pierre G T Beauregard.

Situasi genting ini tidak menyurutkan keinginan warga sekitar untuk menyaksikan langsung pertempuran.

Lima hari kemudian atau tanggal 21 Juli mereka datang ke sana, bersama berbagai senator dan anggota DPR AS, reporter, serta fotografer Mathew Brady yang kelak jadi terkenal karena foto perangnya.

Warga berkumpul di dekat Centerville, Virginia, hanya beberapa kilometer dari medan perang.

Baca Juga: Pantas Orang Miskin Indonesia Terlihat Meronta Sementara Orang Kaya Makin Berjaya, Harta 4 Orang Kaya Indonesia Saja Setara 100 Juta Rakyat Miskin Indonesia, Bukti Kesenjangan Sosial Sangat Miris

Union memegang kendali di awal pertempuran, lalu Konfederasi memanggil bala bantuan dan melakukan serangan balik.

Sore harinya pasukan Union yang tidak terlatih dengan baik mulai keteteran, dengan beberapa tentara panik dan mundur dari pedan perang.

Kondisi menjadi kacau, warga sipil pun bergegas kembali ke Washington bersama pasukan Union yang mundur.

Beberapa legislator berusaha membendung arus manusia panik tersebut.

Seorang senator dari Michigan berusaha menutup jalan utama ke Washington, dan senator dari Ohio mengambil senjata lalu mengancam bakal menembak setiap orang yang membelot, demikian dikisahkan History.

Namun, Henry Wilson, senator dari Massachusetts justru merasa kasihan pada tentara-tentara yang melarikan diri, lalu membagikan sandwich saat mereka lewat.

Pasukan Konfederasi sendiri tidak berhasil mengejar tentara Union yang lari kocar-kacir secara acak, meski mereka menahan seorang anggota kongres sebagai tawanan, yaitu Alfred Ely dari New York.

Baca Juga: Sultan Mehmed II Sang Penakluk: Seorang Jenius Intelektual di Antara Para Sultan Ottoman yang Tundukkan Konstantinopel dengan 20.000 Tentara dan Taktik Militer Cerdas

Dari 28.000 lebih tentara Union di Pertempuran Bull Run Pertama, jumlah korban tewas, terluka, hilang, atau ditangkap mencapai di atas 2.800.

Di kubu Konfederasi, dari 32.000 personel ada 1.900 lebih korban.

Kisah perang ini pada akhirnya akan menjadi pembuka bagi Perang Saudara Amerika, yang jauh lebih lama dan lebih mematikan daripada yang diperkirakan Kongres serta Presiden Abraham Lincoln.

Perang Saudara Amerika berlangsung selama 1861-1865 dengan lebih dari 600.000 tentara tewas dari 2,4 juta yang bertempur, sedang jutaan orang lainnya terluka dan memicu banyak kerusakan.

Artikel Terkait