Dia juga terlibat pertempuran melawan Musailamah Al-Kadzab, di mana dia kehilangan putranya, dan dirinya sendiri menderita banyak luka.
3. Aisyah binti Abu Bakar
Aisyah dikenal sebagai sitri termuda Nabi Muhammad dan salah satu yang paling dicintai.
Namun selain itu, Aisyah sebenarnya memiliki peran utama dalam politik pada masanya.
Dia diketahui telah meriwayatkan 2210 hadis dan sunnah dari Nabi Muhammad, yang kemudian menjadi sumber ilmu lain bagi umat Islam, selain Al-Quran.
Apa yang dituliskan oleh Aisyah adalah perkataan dan tindakan religius Nabi Muhammad sehari-hari, meliputi berbagai topik, termasuk tentang warisan dan ziarah.
Setelah Nabi wafat, peran Aisyah dalam komunitas Islam meningkat.
Dia yang berperan menentang konstruksi patriarki yang berkembang dengan menyampaikan pidato publik.
Setelah kematian Utsman bin Affan, sahabat Rasulullah yang menjadi khalifah ketiga, Aisyah memimpin Perang Basra atau dikenal sebagai Perang Unta pada 656 Masehi.
Dia kalah dalam perang, tetapi menjadi tanda yang menonjol dalam warisannya, bahwa perempuan dapat berjuang menentang patriarki.
Upayanya adalah catatan penting secara historis tentang perjuangan dari perempuan berdaya.
Setelah kekalahannya di medan perang, dia kembali ke rumah dan mulai menerjemahkan hadis dan menyebarkan Islam.
(*)
Penulis | : | Muflika Nur Fuaddah |
Editor | : | Muflika Nur Fuaddah |
KOMENTAR