Intisari-Online.com - Selama bulan puasa, tentu kita harus bangun lebih awalnya.
Tepatnya sekitar pukul 2 atau 3 subuh.
Ini karena kita harus sahur untuk membuat kita lebih kuat berpuasa esok harinya.
Baca Juga: 3 Tips Puasa bagi Penderita Penyakit Refluks Gastroesofagus, Apa Saja?
Masalahnya, terkadang kita begitumengantuk setelah makan sahur karena waktu tidur menjadi lebih singkat.
Apalagi proses pencernaan maupun makanan yang dikosumsi, memang secara otomatis akan memicu respons di dalam tubuh, termasuk dengan melepaskan hormon.
Hormon yang turut dikeluarkan, yakni setorin dan melatonin yang dapat menimbulkan rasa mengantuk setelah makan.
Jadi beberapa orang pun tak sengaja atau bahkan memutuskan untuk tidur setelah makan sahur.
Efek buruk tidur setelah sahur
Jika Anda termasuk orang yang sering mengalami hal tersebut, alangkah baiknya untuk mempertimbangkan efek buruk tidur setelah makan.
Berikut ini dampak buruk tidur setelah sahur.
Baca Juga: Derita Penyakit Refluks Gastroesofagus? JanganKonsumsi Makanan Ini Saat Berbuka
1. Memicu kegemukan
Melansir Healthline, tidur setelah makan atau makan sebelum tidur dapat menyebabkan kebiasaan tidak sehat.
Hingga saat ini memang belum ada bukti yang menunjukkan alasan fisiologis mengapa makan sebelum tidur harus menyebabkan kenaikan berat badan.
Namun, beberapa penelitian menunjukkan bahwa orang yang tidur setelah makan lebih cenderung menambah berat badan.
Alasan untuk masalah ini mungkin jauh lebih sederhana dari yang Anda duga.
Orang yang makan sebelum tidur ternyata lebih cenderung menambah berat badan hanya karena makanan yang mengandung kalori ekstra.
Beberapa orang juga menjadi sangat lapar hingga makan berlebih pada malam atau dini hari karena mereka tidak makan cukup di siang hari.
2. Meningkatkan risiko asam lambung
Tidur setelah makan tidak baik untuk kesehetan lambung, terutama setelah makan dalam poris banyak.
Langsung tidur atau berbaring setelah makan bisa jadi menyebabkan tekanan di dalam lambung meningkat, sehingga makanan dan cairan lambung naik kembali ke tenggorokan.
Apabila kondisi ini terjadi secara terus- menerus, akan muncul kemudian penyakit Gastroesophageal reflux disease (GERD).
Baca Juga: Hati-hati, PenderitaPenyakit Refluks Gastroesofagus Tidak BolehMakan Berlebihan Saat Buka Puasa
3. Memicu penyakit penyakit refluks gastroesofagus
Melansir Healthline, penyakit refluks gastroesofagus adalah kondisi umum yang mempengaruhi sebanyak 20-48% populasi Barat.
Ini terjadi ketika asam lambung terciprat kembali ke tenggorokan Anda. Gejalanya meliputi:
- Mulas
- Sulit menelan
- Benjolan di tenggorokan
- Asma yang memburuk di malam hari
Jika memiliki gejala-gejala ini, Anda mungkin sebaiknya menghindari makan sebelum tidur.
Tidur setelah makan dapat membuat gejala lebih buruk karena memiliki perut yang penuh ketika Anda berbaring membuat asam lambung lebih mudah naik kembali ke tenggorokan Anda.
Karena itu, jika Anda mengalami refluks, sebaiknya hindari makan apa pun selama minimal 3 jam sebelum berbaring di tempat tidur.
Selain itu, Anda mungkin ingin menghindari minum atau makan apa pun yang mengandung kafein, alkohol, teh, cokelat, atau rempah-rempah panas.
Semua makanan ini bisa memperparah gejala.
(kompas.com)
Baca Juga: Salah Kaprah, Ternyata Berpuasa Baik Bagi Penderita Penyakit Refluks Gastroesofagus