Intisari-online.com -Negara-negara di sekitar Jepang memprotes keras keputusan negeri sakura membuang air 'nuklir' ke laut lepas.
Dilansir dari CNN, sebanyak 1 juta ton metrik air radioaktif bekas dari stasiun nuklir Fukushima yang hancur akan dilepaskan ke laut lepas.
Pengumuman itu dirilis pada Selasa ini, membuat berang negara-negara tetangga seperti Korea Selatan.
Tindakan ini juga dianggap akan menghancurkan industri penangkapan ikan Fukushima.
Pelaku industri penangkapan ikan Fukushima sendiri juga sudah melawan langkah ini bertahun-tahun lamanya.
Pekerjaan pembuangan ini akan dilakukan mulai tahun 2022, lebih dari 10 tahun sejak bencana nuklir tersebut.
Lebih ngeri lagi, proses ini diperkirakan akan berlangsung selama puluhan tahun.
"Atas dasar kepatuhan yang ketat terhadap standar regulasi yang telah ditetapkan, kami memilih pembuangan ke laut," ujar pemerintah dalam pernyataan setelah menteri yang bersangkutan meresmikan keputusan tersebut.
Air sisa itu sendiri perlu disaring lagi untuk mengurangi isotop berbahaya dan akan dilarutkan untuk sesuai dengan standar internasional sebelum dibuang.
Keputusan datang setelah 3 bulan sebelum Olimpiade akan diselenggarakan oleh Tokyo.
Beberapa acara direncanakan diadakan sedekat 56 kilometer dari pabrik yang rusak.
Respon China
Sementara itu, Beijing benar-benar berang dengan keputusan Jepang membuang air bekas nuklir ini.
Dilansir dari South China Morning Post, Beijing memperingatkan jika mereka akan mengambil aksi merespon keputusan Tokyo.
Hubungan kedua negara Asia Timur ini pun semakin buruk.
Menteri luar negeri China Selasa ini mengecam pemerintah Jepang "sangatlah tidak bertanggung jawab" atas keputusan melepas 1 juta ton metrik air nuklir ke Samudera Pasifik.
Jepang sendiri mengambil keputusan ini karena sudah disetujui oleh Amerika Serikat (AS).
Perdana Menteri Jepang Yoshihide Suga mengatakan dalam pertemuan kabinet Selasa ini jika keputusan yang telah lama ditunda oleh oposisi publik dan kekhawatiran keamanan, adalah "pilihan paling realistis".
Bencana nuklir Fukushima adalah bencana nuklir terburuk kedua sepanjang sejarah setelah Chernobyl.
Reaktor nuklir di Fukushima bocor setelah gempa hebat dan tsunami yang terjadi di timur laut Jepang tahun 2011.
Suga mengatakan pemerintah Jepang "akan mengambil semua langkah memastikan keamanan air yang dibuang dan menangani misinformasi".
Ia mengatakan kabinetnya akan bertemu dalam seminggu ini bekerja untuk rincian rencana itu.
Operator reaktor, Tokyo Electric Power Company Holdings Inc., dan pemerintah mengatakan tritium, material radioaktif yang mengancam risiko kecil ke kesehatan manusia dalam konsentrasi rendah, tidak bisa dihilangkan dari air itu.
Namun material radioaktif lain, termasuk stronsium dan cesium, dapat dihilangkan dari air sebelum dibuang.
Dalam pernyataan resmi Beijing Selasa ini, kekhawatiran keamanan tetap ada dan China belum secara resmi berkonsultasi dengan Tokyo atas keputusan tersebut.
"Pihak Jepang belum menguras semua langkah, mengabaikan perlawanan domestik dan eksternal dan tiba-tiba memutuskan untuk secara sepihak melepaskan air limbah nuklir PLTN tanpa konsultasi penuh dengan negara-negara tetangga dan komunitas internasional," ujar kementerian luar negeri China.
"Aksi ini sangatlah tidak bertanggung jawab dan akan memberikan risiko serius untuk kesehatan dan keamanan penduduk negara tetangga dan komunitas internasional."
China menuntut Tokyo untuk membalikkan keputusan tersebut, dan menambahkan mereka akan lanjut memonitor perkembangan dan "mengambil hak untuk mengambil respon lebih jauh."
Baca Juga: Ikan 'Penanda' Gempa dan Tsunami Fukushima Tertangkap Nelayan, Warga Peru Siaga Gempa dan Tsunami
Korea Selatan mengatakan "kecewa berat" atas keputusan Jepang.
"Pemerintah menyebutkan kekecewaan berat atas keputusan Jepang untuk melepaskan air kontaminasi dari nuklir Fukushima ke laut," ujar Koo Yoon-cheol, kepala Kantor Koordinasi Kebijakan Pemerintah Korea Selatan.
Koo menyelenggarakan pertemuan darurat antar wakil menteri untuk mendiskusikan aksi Seoul atas keputusan Jepang sebelum melakukan konferensi pers.
Ia mengatakan pemerintah "akan melakukan apapun yang diperlukan" untuk menjaga warga Korea Selatan aman dari air kontaminasi nuklir Fukushima.
Lebih dari selusin aktivis sipil Korsel melaksanakan protes di luar Kedutaan Besar Jepang di Seoul Selasa, mengecam keputusan Jepang.
Mereka menyebut tindakan Jepang sebagai "aksi teroris nuklir".
Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik?Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di sini