Intisari-online.com -Hampir 100 ribu tentara Rusia telah berkumpul di dekat perbatasan, dengan NATO melaporkan jika Rusia telah mengirim rudal balistik ke wilayah tersebut.
Komandan senior dan pejabat Pemerintah Inggris mengatakan jika Inggris justru sudah sangat waspada.
Mengutip Express, mereka menambahkan jika situasi sedang diawasi dengan "kekhawatiran yang tumbuh".
Sumber tanpa nama mengatakan: "Pergerakan agresif pasukan Rusia ke perbatasan telah menyebabkan kekhawatiran besar di dalam Kementerian Pertahanan.
"Situasi itu terus-terusan dimonitor. Aku tentu menggambarkan ini sebagai krisis yang tumbuh."
Kelompok analisis Janes, mengidentifikasi adanya rudal balistik saat sistem rudal jarak pendek Iskander telah dikirimkan di Krimea sebelumnya.
Moskow juga mengumumkan pengiriman armada kapal Rusia, terdiri dari setidaknya 10 kapal perang bersenjata.
Diperkirakan kapal-kapal itu tiba di wilayah Ukraina hanya hitungan hari saja.
Kementerian Pertahanan Rusia mengklaim kapal itu dipindahkan sebagai bagian dari "pengecekan latihan musim dingin".
Negara-negara Barat saat ini telah menyuarakan peringatan atas situasi di Ukraina dengan persekutuan QUINT.
QUINT terdiri dari Inggris, AS, Kanada, Lithuania, dan Polandia.
Mereka sedang mempersiapkan untuk meredakan situasi panas tersebut.
Dalam sebuah pernyataan, Menteri Pertahanan Inggris Ben Wallace mengatakan: "Para Menteri Pertahanan negara QUINT bergabung dalam dukungan tanpa henti untuk kedaulatan dan integritas teritorial Ukraina menghadapi aktivitas militer Rusia yang terus meningkat.
"Kita akan bekerja dekat dengan Ukraina untuk mengawasi situasi dan lanjut memanggil Rusia untuk menghentikan aksinya."
Tercatat sudah ada kekerasan rutin dari kedua belah pihak sejak pencaplokan ilegal Rusia atas Krimea tahun 2014 lalu.
Namun peperangan itu telah mereda dalam beberapa tahun terakhir.
Kanselir Jerman Angela Merkel dilaporkan menghubungi presiden Rusia, Vladimir Putin, sehari setelah rudal itu ditemukan.
Ia menuntut "ketegangan ini diturunkan untuk meredakan situasi," menurut penjelasan kantornya.
Berita dibangunnya barak militer di perbatasan pertama kali dilaporkan bulan lalu ketika ada rekaman media sosial tunjukkan tank, pasukan dan peralatan lain berpindah arah selatan dan barat daya menuju perbatasan.
Kremlin sendiri menyangkal semua tuduhan jika mereka menyetir ketegangan.
Klaim pengiriman rudal juga disangkal, disebut-sebut sebagai aksi yang "murni untuk pertahanan".
Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik?Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di sini