Serrih mengklaim sistem itu didukung oleh tokoh-tokoh dalam rezim, banyak di antaranya terkena sanksi dan tidak dapat memiliki rekening bank di luar negeri.
Jumlah total suap kemungkinan besar jauh lebih tinggi daripada yang diungkapkan dalam laporan.
Menurut perkiraan pengawas kemanusiaan, antara 100.000 dan 250.000 orang ditangkap atau dihilangkan secara paksa, dimulai sebelum pemberontakan melawan Bashar al-Assad pada tahun 2011. Jumlah itu meningkat tajam pada akhir tahun 2012.
Puluhan ribu orang diyakini telah disiksa atau dibunuh di penjara Suriah sejak Arab Spring dimulai. Penjara Sednaya, fasilitas militer di pinggiran Damaskus, telah lama dianggap sebagai salah satu institusi paling tangguh di Suriah.
Laporan tersebut menyerukan kepada komunitas internasional untuk menekan para pendukung rezim, khususnya Rusia, agar mengungkapkan nasib orang yang hilang dan mengizinkan keluarga untuk mengunjungi mereka yang masih hidup.
Mereka juga menuntut petugas mengungkapkan di mana jenazah dikuburkan dan mengizinkan tes DNA jenazah sehingga korban dapat dikembalikan ke keluarga mereka.
Dilaporkan, banyak keluarga telah menghabiskan ribuan dolar untuk mencoba mendapatkan kabar tentang orang yang mereka cintai.
Bahkan, setelah memberikan uang yang kadang mereka dapat dari pinjaman, mereka tetap tidak mendapat kabar, apalagi bertemu dengan keluarga mereka yang berada di tahanan.
(*)
Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik? Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di https://www.gridstore.id/brand/detail/27/intisari
Penulis | : | Khaerunisa |
Editor | : | Khaerunisa |
KOMENTAR