Intisari-online.com -Pemerintah China dilaporkan mendorong pergerakan kemerdekaan di Okinawa, Jepang.
Hal itu dilaporkan oleh mantan penasihat politik untuk Pasukan Marinir AS di Jepang.
China juga dilaporkan telah mengirimkan ribuan "agen provokator" ke Okinawa.
Okinawa adalah prefektur yang terletak di ujung selatan kepulauan Jepang.
Agen provokator itu dikirimkan ke Jepang untuk membangikan ketegangan melibatkan Beijing dan Jepang atau Washington.
Dalam artikel opini untuk koran Sankei, Robert D. Eldridge, pendiri dan presiden The Elridge Thinktank dan direktur Badan Amal Mitigasi di Hawaii Global Risk, mengatakan media lokal digunakan untuk mempromosikan narasi kemerdekaan dan perlawanan terhadap kehadiran militer AS di prefektur tersebut.
Ia juga menambahkan memblokir bandara dan fasilitas pelabuhan akan menjadi operasi yang dilakukan jelas oleh para pengisi kolom kelima China yang didukung oleh gerakan separatis lokal dalam konflik perpecahan, memperburuk potensi respon militer Tokyo dan Washington.
Eldridge juga memperingatkan penting bagi Jepang dan AS untuk mempertimbangkan semua skenario potensial di sekitar pulau Senkaku yang diklaim China sebagai pulau Diaoyu.
Ia menulis pastinya Beijing berharap menggunakan kejadian 'kebetulan' di wilayah tersebut, seperti di atas permasalahan wilayah sengketa, untuk lebih jauh mempromosikan kemerdekaan Okinawa dan memisahkan Tokyo-Washington terkait urusan keamanan.
"Anda harus mengharapkan semua akan salah di sisi Anda, dan musuh Anda akan dimudahkan semuanya," tulis Eldridge, dikutip dari South China Morning Post.
"Kenyataan akan ada di antaranya, tapi Anda tidak bisa bertarung dengan optimisme tinggi, sesuatu yang selalu diusung oleh pemimpin Jepang."
Saat dihubungi oleh This Week in Asia, Eldridge menolak merespon pertanyaan spesifik, termasuk bukti klaimnya atas pengiriman agen China di Okinawa.
Agen yang dikirimkan ke Okinawa juga menjadi taktik Beijing menguasai Diaoyu.
Selain itu ia juga menolak pertanyaan respon militer dari AS atau Jepang, atas dasar jawabannya dapat termasuk informasi rahasia.
Opini tersebut dibagikan oleh Satoru Nakamura, kepala forum Riset Kebijakan Okinawa, yang mengutarakan kekhawatiran melalui pidato dan situs forum itu jika pergerakan kemerdekaan lokal akan dimanfaatkan China untuk mengambil Diaoyu dari Jepang dan memecah belah Tokyo dan Washington.
Namun, Liu Qingbin, profesor di Universitas Nasional Yokohama, menampik klaim Eldridge.
"Ide-ide ini sangatlah konyol," ujarnya.
"Mengatakan China membiayai pergerakan kemerdekaan Okinawa adalah lelucon buruk."
Liu bersikieras Beijing tidak punya "kehadiran ekonomi" di prefektur tersebut, dan sebutkan jika cerita masuknya China menyebar online sejak 10 tahun yang lalu.
Tambahan lagi, walaupun China memang ingin pasukan AS meninggalkan prefektur itu, Beijing cukup pragmatis menyadari banyak pekerjaan lokal bergantung pada kehadiran militer AS.
Dalam artikelnya, Eldridge mengatakan jumlah warga China tinggal di Okinawa hampir 2 kali dari laporan yang ada yaitu 2000 warga, dan tidak termasuk yang sudah mengambil kewarganegaraan Jepang.
Sementara ia menambahkan jika keamanan yang longgar artinya turis China telah membawa uang tunai untuk mendukung pergerakan independen bersama dengan "senjata atau selundupan lain".
"Dalam kebetulan, gampang membayangkan senjata-senjata ini digunakan oleh ribuan warga China daratan yang memposisikan diri di pulau itu sebagai turis," tulisnya.
Sementara itu kapal perahu penangkap ikan China di lepas pantai akan menyediakan fungsi komando dan kontrol dan memerintahkan pasukan paramiliter untuk menyerang target seperti fasilitas komunikasi dan bandara.
Institut Nasional untuk Studi Pertahanan Jepang minggu ini merilis Review Strategis Asia Timur tahunannya, yang memperingatkan jika China mungkin meningkatkan pengiriman militer atau unit penjaga pantai ke perairan sekitar Diaoyu dan memprovokasi unit Jepang yang bertugas di tempat itu.
Salah satu penulis studi mengatakan This Week in Asia jika meskipun ia pesimis mengenai situasi di sekitar pulau dan takut jika "kecelakaan" dapat meningkat, ia tidak khawatir dengan skenario Eldridge.
"Ya, ada kemungkinan menemukan diskusi ini di media China dan para akademisi, tapi ini bukanlah posisi mainstream untuk ahli strategi China atau pemerintah," ujar pejabat anonim tersebut.
"Aku percaya pemerintah China pada dasarnya sadar mengenai yang terjadi atas hubungan AS-Jepang mengenai Okinawa," ujarnya.
"Kita melihat Beijing cukup agresif terhadap Taiwan, Laut China Selatan, perbatasan dengan India dan tempat lain, tapi aku yakin itu karena kongres Partai Komunis China sudah di depan mata dan Presiden Xi Jinping ingin mendemonstrasikan kekuatannya di elemen-elemen masyarakat China.
Ini termasuk partai, militer, dan semua kelompok etnis di dalam negara tersebut.
Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik?Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di sini