Intisari-Online.com - Sebuah kapal kontainer raksasa yang panjangnya hampir menyamai tinggi Empire State Building di New York, tersangkut di Terusan Suez, Mesir, saat badai pasir melanda pada Selasa (23/3/2021).
Akibatnya, Terusan Suez macet karena kapal sulit dievakuasi, dan harga minyak naik karena keterlambatan pengiriman.
Akibat kecelakaan ini, 100 kapal lebih terpaksa menunggu di salah satu ujung kanal atau tengah jalan, di Danau Great Bitter Mesir, kata penyedia layanan kanal Leth Agencies.
Bagian kanal yang lama kini dibuka lagi untuk mengurai kemacetan, tetapi belum menyelesaikan masalah karena hanya ada satu jalur di ujung selatan, yang menjadi lokasi tersangkutnya kapal Ever Given.
Imbas dari Terusan Suez macet, harga minyak di pasar dunia melonjak karena keterlambatan pengiriman.
Harga minyak mentah berjangka melonjak enam persen pada Rabu (24/3/2021).
"Kami belum pernah melihat yang seperti ini sebelumnya," kata Ranjith Raja, peneliti perminyakan dan perkapalan Timur Tengah di perusahaan data dan keuangan internasional, Refinitiv.
Tapi, ini bukan pertama kalinya kapal raksasa itu menyebabkan kerusakan.
Pada 2019, kapal itu menabrak feri di Jerman, sebagaimana dilaporkanBusiness Insider.
Kapal feri yang beruntung tidak mengangkut penumpang itu rusak parah pasca benturan.
Pengemudi feri pun terluka dibuatnya.
MV Ever Given awalnyan menyusuri sungai di Elbe, dekat Hamburg, menabrak feri.
Nahkoda tidak menghentikan kapalnya, tetapi terus bergerak, karena tidak ingin melakukan pemberhentian darurat di salah satu jalur perairan yang ada banyak kapal dan perahunya.
Otoritas Jerman kemudian membuka investigasi kriminal.
Penyelidikan menentukan kapten MV Ever Given tidak bersalah karena angin kencang menyebabkan kapal kehilangan kendali, menurut Business Insider.
Khususnya, angin kencang kabarnya juga menjadi penyebab kapal MV Ever Given menabrak pantai, balok horizontal di Terusan Suez.
Kapal sepanjang 400 meter itu telah terjebak di bagian kepala dan buritan sejak 23 Maret.
Pada 28 Maret, kapal telah bergerak sedikit, tetapi masih tidak dapat meloloskan diri.
Pejabat Mesir awalnya mengatakan angin kencang dan badai pasir bisa menjadi penyebab kecelakaan kapal. Namun per 27 Maret, pihak berwenang tidak mengesampingkan kemungkinan bahwa insiden tersebut terjadi karena "faktor manusia".
MV Ever Given dioperasikan oleh perusahaan pelayaran bernama Evergreen di Taiwan.
Pemilik kapal adalah perusahaan yang berlokasi di Jepang.
Tidak jelas apakah kapten dan awak kapal terlibat dalam insiden 2019 tersebut.
Menurut surat kabar AS, tidak biasa jika salah satu kapal kargo terbesar di dunia seperti Ever Given mengalami masalah dua kali dalam hampir 2 tahun.
Dalam skenario kasus terburuk, sebagian dari 18.000 kontainer di atas kapal harus dibongkar untuk menurunkan muatan, sehingga kapal lebih mudah keluar dari area terdampar.
(*)