Intisari-online.com -Babak kedua pertandingan catur persahabatan Dadang Subur melawan Woman Grand Master (WGM) Irene Sukandar sudah selesai dimainkan.
Di babak kedua ini, Dadang memegang bidak putih, sedangkan Irene memegang bidak hitam.
Sebelumnya Dadang memegang bidak hitam dan Irene memegang bidak putih.
Awal pertandingan, Dadang memainkan pion D4, sedangkan Irene membalas dengan kuda F6.
Komentator pertandingan, Sutanto Megaranto yang merupakan seorang Grand Master (GM), menyebutkan cara permainan Dadang Subur atau Dewa Kipas mengandalkan posesion.
Gaya permainan posesional artinya mereka tidak langsung menyerang atau tidak agresif.
Pada babak pertama, Irene berhasil memenangkan pertandingan dengan 1-0.
Laga Dewa Kipas vs WGM Irene Sukandar disiarkan di podcast Deddy Corbuzier.
Komentator lain, Woman International Master (WIM) Chelsie Monica, menyebut Dadang lebih suka memainkan bidak kuda.
Laga Dewa Kipas vs WGM Irene Kharisma menggunakan aturan format empat babak dengan waktu berpikir per babaknya adalah 10 menit.
Masing-masing pemain mendapat kesempatan dua kali menggunakan bidak hitam dan putih, dengan jeda antar-babaknya adalah lima menit.
Di babak kedua ini Irene Sukandar sukses mengalahkan Dadang.
Posisi sementara Irene unggul 2-0.
Pada pertengahan babak kedua, Irene Sukandar dan Dewa Kipas sama-sama mengamankan rajanya dengan melakukan langkah Rokade.
Ketika waktu berpikir Irene Sukandar tersisa sekitar enam menit, sementara Dadang Subur tujuh menit, kedua pemain masih belum memakan bidak lawan.
"Secara materi, pertandingan ini masih imbang," kata Susanto Megaranto ketika waktu berpikir Dadang Sukandar tersisa sekitar enam menit, atau lebih banyak satu menit dari Irene Sukandar.
Baca Juga: Selamat! Pecatur Muda Indonesia Juara di Mongolia, Indonesia Raya pun Berkumandang
Susanto Megaranto kemudian menyebut Irene Sukandar kebingungan karena waktu berpikirnya tersisa sekitar tiga menit.
"Dari posisi Irene Sukandar unggul. Namun, Dadang Subur unggul dari segi waktu," kata Susanto Megaranto.
Dadang Subur pada akhirnya menyerah setelah Irene Sukandar memindahkan ratu ke-G2.
Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik?Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di sini