Bakar Emosi Umat Islam Seantero Dunia, Terbongkar Alasan Maroko 'Jual' Palestina, 'Hanya' Demi Wilayah Gersang yang Paling Jarang Dihuni Manusia Ini

Muflika Nur Fuaddah
Muflika Nur Fuaddah

Editor

Maroko 'Jual' Palestina, 'Hanya' Demi Wilayah Gersang'
Maroko 'Jual' Palestina, 'Hanya' Demi Wilayah Gersang'

Intisari-Online.com - Abdelilah Benkirane, mantan sekretaris jenderal partai dari Maroko baru-baru ini mengumumkan bahwa dia membekukan keanggotaannya di Partai Keadilan dan Pembangunan sebagai protes.

Tepatnya protes terhadap atas undang-undang pelegalan ganja untuk tujuan medis.

Sebelum keputusan Benkirane, Syekh Abou Zayd Al-Mokri Al-Idrissi juga telah mengumumkan bahwa dia membekukan keanggotaan partainya, dan Idris Al-Azmi mengundurkan diri sebagai ketua Dewan Nasionalnya.

Banyak pejabat senior dan anggota partai mengkritik kebijakannya, terutama yang diperkenalkan oleh Sekretaris Jenderal saat ini, Saadeddine Othmani, dalam kapasitasnya sebagai perdana menteri, termasuk penandatanganan kesepakatan normalisasi dengan Israel.

Baca Juga: Israel Bakal Kalang-Kabut, Hizbullah Diprediksi Bakal Hujani Israel dengan 2.000 Roket dan Rudal Setiap Hari di Perang Masa Depan

Dilansir dari Middleeastmonitor.com, Selasa (16//2021), kesepakatan ini diumumkan pada 10 Desember tahun lalu oleh Presiden AS Donald Trump.

Pada 22 Desember, Maroko setuju untuk memulai penerbangan langsung, mempromosikan kerja sama ekonomi, membuka kembali kantor penghubung dan bergerak menuju "hubungan diplomatik penuh, damai dan persahabatan" dengan negara pendudukan.

Meskipun Benkirane belum mengacu pada kesepakatan normalisasi ketika membahas keanggotaannya dari Partai Keadilan dan Pembangunan, para pengamat percaya bahwa penerapan RUU ganja adalah tantangan terakhir baginya.

Menurut presiden Moroccan Observatory Against Normalization, Dr Ahmed Wihman, langkah itu "mutlak" adalah hasil normalisasi hubungan dengan Israel.

Baca Juga: Dilabeli Punya Angkatan Laut Terkuat di Bumi, Nyatanya China Masih Kalah Telak Dalam Hal Ini dari Angkatan Laut AS, China Sampai Dekati Israel Untuk Memaksanya Terima Ini

Banyak pengamat memandang normalisasi kesepakatan dengan Israel sebagai cacat besar bagi partai Islam.

Beberapa telah melangkah lebih jauh dan mengklaim bahwa mereka telah menjual Palestina untuk Sahara Barat.

Itu bisa terjadi mengingat bahwa pengakuan AS atas kedaulatan Maroko atas wilayah tersebut tampaknya telah menjadi bagian integral dari kesepakatan normalisasi dengan Israel.

Namun, Wihman - yang merupakan sayap kiri dan menentang Islam - menolak klaim ini.

Baca Juga: Gunakan Buluh untuk Tes Kegadisan, Inilah Raja Zulu, Penguasa Flamboyan dari Afrika yang Kematiannya Ditangisi Kelompok Yahudi

"Ini tidak akan pernah terjadi," katanya padaku.

Banyak pejabat partai membantah bahwa mereka menjual perjuangan Palestina untuk Sahara Barat.

Abdelaziz Aftati adalah anggota Sekretariat Jenderal partai, dan mengatakan bahwa "segala sesuatu yang berhubungan dengan normalisasi akan berantakan" sambil menegaskan kembali dukungan partainya untuk perlawanan Palestina terhadap Zionis.

"Kami adalah bagian dari bangsa Islam, bersama dengan masyarakat Arab dan Muslim, dan bangsa ini tidak dapat bangkit tanpa melawan Zionis."

Baca Juga: Akal Bulus Israel Terkuak, Sejak 2019 Sudah Pepet Kapal-kapal Iran yang Menjual Minyak Bumi ke Suriah yang Direncanakan Mata-mata Israel Libatkan Angkatan Lautnya

"Ini adalah perjuangan eksistensi dan kami terlibat di dalamnya."

Sahara Barat sendiri merupakan sebuah teritori yang disengketakan di bagian barat laut Afrika yang belum merdeka.

Teritori Sahara Barat disengketakan oleh dua entitas, yakni Republik Demokratik Arab Sahrawi dan Maroko.

Sejatinya Sahara Barat telah memperoleh kemerdekaan dari Spanyol, tetapi Maroko mengklaim bahwa Sahara Barat adalah bagian dari wilayahnya.

Baca Juga: Selama Ini Hanya Saling Serang Lewat Sindiran, Tumpahan Minyak dari Kapal Tanker Iran Ini Jadi Saksi Bisu Konflik Bersenjata Iran-Israel, Terkuak Niat Licik Israel Hancurkan Kapal-kapal Iran

Namun klaim Maroko ini tidak didukung oleh pengakuan dunia, hingga pada 2006, tidak ada negara anggota PBB selain Maroko yang mengakui kedaulatan Maroko atas Sahara Barat.

Sahara Barat merupakan salah satu teritori gersang yang paling jarang dihuni di dunia, bahkan beberapa data mencatat tingkat kepadatannya sebagai yang paling rendah.

(*)

Artikel Terkait