Meskipun ahli bedah kemudian memulihkan beberapa gerakannya, mereka tidak pernah bisa memperbaiki kerusakan pada penglihatannya.
Setelah itu, Sakai meninggalkan angkatan bersenjata di Jepang dan menjadi seorang Budha.
Mungkin semua kematian dan pembantaian perang akhirnya mempengaruhi jiwanya.
Dia menetap di Tokyo, dan bersumpah dia tidak akan pernah lagi membunuh makhluk hidup, bahkan sesuatu yang kecil seperti lalat atau nyamuk.
Terlepas dari cedera yang dideritanya selama Perang Dunia II, Sakai hidup sampai September 2000.
Dia meninggal dengan tenang karena usia tuanya, dan dikenang di Jepang sebagai salah satu pahlawan pasukan tempurnya dalam konflik yang membuat negaranya salah sisi.
Sisi perang yang salah, sisi kebijaksanaan politik yang salah, dan yang paling pasti di sisi sejarah yang salah.
Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik? Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di https://www.gridstore.id/brand/detail/27/intisari
Penulis | : | K. Tatik Wardayati |
Editor | : | K. Tatik Wardayati |
KOMENTAR