Tentu saja, dia tidak melaporkan pertemuan itu kepada atasannya.
Pada 8 Agustus 1942, Sakai terluka parah saat pertempuran.
Tengkoraknya rusak parah oleh peluru kaliber .30, mata kirinya buta, dan mata kanannya masih dapat melihat meski terluka.
Karena bingung, Zero-nya berguling menukik, keluar pada saat darah di mata kanan Sakai cukup jernih untuk melihat keadaannya.
Dalam kondisi ini, Sakai berhasil terbang selama empat jam, 47 menit penerbangan selama 560 nmi (1.040 km; 640 mil) penerbangan kembali ke Rabaul.
Dia diberhentikan dari tugas aktif sebagai pilot pada tahun 1943, tetapi melanjutkan di angkatan udara dalam posisi mengajar untuk pilot muda.
Tetapi posisi ini tidak memuaskannya, dan dia tetap pada tujuannya untuk terbang dan bertarung lagi.
Atasannya sangat membutuhkan pilot, sehingga mereka akhirnya mengalah dan membiarkannya pergi berperang sekali lagi.
Tapi Jepang kalah perang, dan pilot negara itu tidak berhasil mengangkasa.
Penulis | : | K. Tatik Wardayati |
Editor | : | K. Tatik Wardayati |
KOMENTAR