Advertorial

Bukan Sekutu, Tapi Satu Nasib Musuhi China, Jepang Tiba-tiba Bisik-bisik ke India Sambil Singgung Soal China, Inilah yang Mereka Rencanakan

Muflika Nur Fuaddah
Muflika Nur Fuaddah

Editor

Intisari-Online.com - Perdana Menteri Jepang Suga Yoshihide pada 9 September melakukan panggilan telepon selama 40 menit dengan mitranya dari India, Narendra Modi.

Dia mengirimkan sinyal yang "tidak nyaman" ke China.

Kedua pemimpin sepakat untuk meningkatkan kerja sama bilateral dengan AS dan Australia.

Ini adalah empat negara di Diamond Quartet, yang mempromosikan hubungan keamanan sebagai tanggapan atas pengaruh yang tumbuh dari China.

Baca Juga: Sejak Lahir Memang Pria, Terbukti Tak Pernah Lakukan Operasi Transgender, Inilah Hipospadia Penyebab Alami Apliria Manganang Menjadi Pria Tulen

Selama panggilan telepon selama 40 menit, Perdana Menteri Jepang menyatakan keprihatinannya tentang "upaya sepihak China untuk mengubah status quo" di Laut China Timur dan Laut China Selatan, serta situasi di Hong Kong dan Selandia Baru.

China diperkirakan akan terus mereformasi Hong Kong secara komprehensif.

Hal itu menimbulkan kekhawatiran oleh AS dan sekutunya.

Kanwal Sibal, mantan menteri luar negeri India, mengatakan panggilan telepon online dan pertemuan Diamond Quartet mengirim pesan "tidak nyaman" ke China.

Baca Juga: Benar-benar Seperti Raja, Beginilah Kehidupan Pemimpin Geng Narkoba Meksiko, Punya Pasukan Militer Sendiri Untuk Mengawalnya, Hingga Bangun Rumah Sakit Semdiri Jika Sedang Sakit

“Isi percakapan dihitung dengan cermat, memaksimalkan waktu dan fokus."

"Pesan yang ingin disampaikan tentang masalah kepentingan bersama juga sangat penting,” kata Pak Sibal.

Panggilan telepon antara para pemimpin Jepang dan India, serta pertemuan Diamond Quartet mendatang "merupakan perkembangan penting, memperkuat komitmen keamanan yang lebih jelas bagi negara-negara anggota."

Baca Juga: Warna Hitam dengan Motif Teratai, Adakah Pesan Tersembunyi di Balik Gaun Meghan Markle Saat Wawancara Oprah?

"Mengirimkan sinyal yang tidak nyaman ke China," tambah Sibal.

"Kebangkitan China di Asia-Pasifik telah mendorong India dan Jepang lebih dekat, bagi kedua negara," kata KV Kesavan, analis di Observer Research Foundation di New Delhi.

Kesavan mengatakan panggilan telepon mempromosikan saling pengertian karena kedua belah pihak belum menghadiri pertemuan puncak bersama sejak 2018.

Baca Juga: Tepat di 'Persimpangan Udara Dunia', AS-China Bersiap Beri Kejutan pada Dunia, Tiongkok Bahkan Sampai Utus Tangan Kanannya

Selama panggilan telepon, Perdana Menteri Jepang Suga dan Modi juga menyampaikan keprihatinan mereka tentang situasi Myanmar.

Jepang dan India memiliki pandangan yang sama bahwa penting untuk menghadapi pengaruh China di Myanmar.

Namun India tidak setuju dengan sanksi militer Myanmar dari dua negara Diamond Quartet lainnya, AS dan Australia.

Baca Juga: Lagunya Viral di TikTok dengan Nuansa Ceria, Faktanya Rasputin adalah Nama Penuh Kengerian dan 'Kutukan' Bagi Kekaisaran Rusia

(*)

Artikel Terkait