Intisari-online.com - Virus corona telah menyebar ke seluruh dunia, dan tampaknya hampis semua negara memiliki kasus Covid-19.
Meskipun ada satu negara yang masih bersikeras bebas Covid-19 yaitu Korea Utara.
Selain itu, bahkan kabarnya virus corona juga membahayakan manusia yang tinggal di pedalaman.
Menurut sebuah laporan terbaru, suku-suku primitif di Amazon yang bahkan tak pernah berhubungan dengan dunia luar terancam "musnah" oleh strain berbahaya Covid-19.
Menurut 24h.com.vn, pada Selasa (9/2/21), hal ini diungkapkan oleh aktivis Brasil yang menyebut virus tersebut telah di bawa sampai ke pedalaman Amazon.
Namun, yang mengejutkan adalah suku-suku pedalaman ini hampir mustahil berhubungan dengan dunia luar.
Lalu bagaimana cara mereka sampai tertular, bahkan disebut berpotensi membahayakan kehidupan mereka.
Menurut laporan, itu penyebaran Covid-19 di pedalaman tentu saja di bawa oleh orang luar namun dengan cara yang cukup mengejutkan.
Aktivis di Brazil menuduh para penambang dan penebang sengaja menyebarkan Covid-19 di tempat tinggal suku-suku primitif.
Suku asli masyarakatnya tidak memiliki sistem kekebalan yang baik.
Bahkan di satu desa, virus SARS-CoV-2 menewaskan 10 anak.
Sarah Shenker, dari organisasi konservasi suku internasional, mengatakan kepada The Sun.
"Di mana ada oportunis, virus SARS-CoV-2 dapat memusnahkan seluruh komunitas primitif," katanya.
"Ini adalah masalah hidup dan mati," singkatnya.
Badan Koordinasi Organisasi Pribumi Brasil (APIB) mengatakan tingkat kematian suku sangat tinggi.
Bahkan bisa mencapai hingga 58 persen dari populasi umum Brasil.
Tingkat penyebarannya pun juga 68% lebih tinggi, jelas ini angka yang membahayakan.
Suku Juma baru-baru ini mencatat orang terakhir yang meninggal karena Covid-19, meninggalkan tiga putri sebagai satu-satunya yang selamat dari 15.000 suku.
Aktivis menyatakan keprihatinan bahwa pengaruh Covid-19 terhadap komunitas primitif sangat berat.
"Orang primitif adalah budaya kami, suara kami. Kami tidak akan pernah bisa pulih seperti sebelumnya," kata kuasa hukum APIB, Eloy Terena.
Menanggapi situasi tersebut, pejabat Brazil telah memperluas program vaksinasi ke beberapa komunitas suku.
Tetapi tidak semua orang siap untuk divaksinasi.
Beberapa misionaris Barat juga menyebarkan rumor palsu tentang vaksin Covid-19, hal ini membuat para suku pedalaman takut menerima vaksin.