Intisari-online.com - Penyelidikan soal asal-usul Covid-19 masih terus dilakukan oleh tim investigasi WHO.
Penyelidikan ini dinilai sangat penting, untuk mengidentifikasi awal mula bencana yang membuat seluruh dunia kalut ini.
WHO sendiri sempat lantang berteriak ingin membongkar sumber virus corona, yang muncul pertama kali di Wuhan China.
Namun, belakangan ini WHO justru mendadak bungkam dan justru ogah laporkan hasil investigasi mereka.
Menurut Wall Street Journal, pada Jumat (5/3/21), akar masalahnya adalah ternyata ada masalah dengan Amerika Serikat.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), membatalkan laporan awal soal hasil investigasi mereka di China.
Penyebabnya karena konflik dengan Washington dan Beijing terkait penyelidikan tersebut, ungkap Wall Street Journal.
Hal itupun diungkapkan oleh beberapa petinggi WHO, tentang laporan tersebut.
Di Jenewa, juru bicara WHO Tarik Jasarevic mengatakan, "Laporan komprehensif akan dirilis dalam beberapa minggu mendatang."
WHO tidak memberikan informasi lebih lanjut tentang mengapa dapat membatalkan publikasi laporan dasar.
Mereka malah harus menunda rilis temuan baru setelah penyelidikan asal Covid-19 di China.
Dominic Dwyer, salah satu penyelidik WHO, mengatakan China menolak memberikan data mentah tentang infeksi asli Covid-19.
Hal ini mempersulit upaya untuk memahami bagaimana pandemi pecah.
Tim investigasi Who telah berada di China selama empat minggu, sejak Januari 2021.
Selama dua minggu pertama, tim investigasi harus mengisolasi prinsip-prinsip pencegahan epidemi.
Tim investigasi pergi ke Wuhan, Pasar Makanan Laut Hainan dan mengunjungi Institut Virologi Wuhan, dan berbicara dengan kolega Tiongkok.
Sebelumnya, AS mengumumkan tidak akan menerima laporan investigasi WHO.
Hingga Washington dapat mengkonfirmasi sendiri informasi yang dipublikasikan oleh WHO dalam laporan tersebut.
Sebaliknya, China menegaskan bahwa penyelidikan dengan partisipasi para ilmuwannya sepenuhnya transparan.
Beijing juga menyarankan agar WHO membuka penyelidikan asal Covid-19 di Amerika Serikat.
Pada 3 Maret, sekelompok 20 ilmuwan menandatangani dan meminta untuk membuka penyelidikan independen.
Untuk mengetahui apakah virus SARS-CoV-2 ditularkan dari hewan atau tidak.
20 peneliti mengatakan penyelidikan WHO tidak transparan karena setengah dari anggota yang berpartisipasi adalah ilmuwan China.
Dari 20 peneliti yang baru bersuara, tidak ada yang menjadi anggota WHO.