Pukul 13.00 WIB tanggal 10 Mei 1999, Sekretaris Pribadi Pak Harto, Letkol (Pol.) Anton Tabah, memberitahukan bahwa pukul 09.00 WIB esok harinya, 11 Mei 1999, Soeharto bersedia menerima kunjungan si mahasiswa.
Ada beberapa mahasiswa lain yang ikut.
Mereka adalah Subhan Lubis (juga mahasiswa IISIP Jakarta), Harry Sutiyoso, S.E. (bekas mahasiswa yang telah jadi karyawan swasta), dan FX Dimas Adityo (mahasiswa Fakultas Sastra jurusan Arkeologi UI).
Ketika datang berkunjung ke kediamannya di Jalan Cendana No. 8 Menteng, Jakarta Pusat, Pak Harto nampak sehat.
Badannya memang terlihat urus, katanya itu karena banyak berpuasa.
Pak Harto lalu menjawab berbagai pernyataan para mahasiswa itu.
Namun ada nada kekecewaan saat Pak Harto menjawab pertanyaan mereka mengenai KKN (Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme).
"Berbagai kebijakan yang saya keluarkan pada saat menjabat, selalu saya utamakan untuk kepentingan daripada masyarakat banyak," kata Pak Harto.
"Apabila kemudian lantas ada pelanggaran atau penyelewengan, itu terjadi dalam pelaksanaannya, oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab."
Mantan penguasa Orde Baru itu amat kecewa. Ini karena segala masalah KKN selalu dirinya yang dituding.
Sementara ketika ia memerintah, banyak sekali orang yang juga ikut menikmati "kue" pembangunan, dan mungkin saat ini masih banyak yang berkeliaran.
Tapi, nada tegas muncul ketika Pak Harto bercerita tentang yayasan.
Penulis | : | Mentari DP |
Editor | : | Mentari DP |
KOMENTAR