Bahkan Johnny Chiang, pemimpin partai oposisi utama Taiwan Kuomintang (KMT), mengatakan bahwa dia tidak terburu-buru melakukan perjalanan ke China untuk bertemu dengan Presiden China Xi Jinping.
Diketahui KMT memerintah China sebelum mundur ke Taiwan pada akhir perang saudara dengan Komunis pada tahun 1949.
Hanya saja, KMT kalah dalam pemilihan presiden dan parlemen tahun lalu.
Mereka tidak mampu menghilangkan tuduhan 'antek China' dari Partai Progresif Demokratik yang berkuasa.
Chiang, yang terpilih sebagai pemimpin setelah kekalahan partai tersebut, mengatakan bahwa dia tidak terburu-buru untuk mengikuti jejak pendahulunya.
Seperti buru-buru mengunjungi Beijing untuk bertemu dengan Presiden Xi.
"Kita bisa menunggu waktu yang lebih baik. Tidak ada desakan untuk itu," kata Johnny Chiang.
"Ini bukan hanya pertemuan untuk kepentingan pertemuan, tapi itu harus bermakna dan penuh hormat."
"Waktunya harus tepat, tetapi yang lebih penting perlu ada prasyarat kesetaraan dan martabat, dan itu harus bermanfaat bagi Taiwan."
Chiang mengatakan mereka menjaga kontak rutin dengan Partai Komunis, tetapi tidak ada komunikasi tingkat tinggi.
Presiden Xi pernah bertemu dengan Presiden Ma Ying-jeou (mentan pemimpin KMT) di Singapura pada tahun 2015 dalam sebuah pertemuan penting.
Penulis | : | Mentari DP |
Editor | : | Mentari DP |
KOMENTAR