Advertorial
Intisari-Online.com - Sebuah rudal balistik yang diduga ditembakkan oleh kelompok pemberontakdicegat di Riyadh pada hariJumat(26/2/2021) kemarin.
Rudal balistik itu dicegatdengan drone bermuatan bahan peledak dan dilaporkan jatuhdi daerah Narjis di Riyadh, ibu kota Arab Saudi.
Sementara drone bermuatan bahan peledak yang terpisah ditembak jatuh di atas kota Jazan dan Khamis Mushait di dekat perbatasan Yaman di Arab Saudi.
Kejadian itu viral setelah sebuah video diunggah di media sosial.
Dari video tersebut menunjukkan sebuah rudal melintas di udara sebelum dihantam oleh rudal lain dan meledak.
Bagaimana kondisi daerah terkena dampak sekarang?
Dilansir dariexpress.co.uk pada Minggu (28/2/2021), tidak ada laporan tentang korban atau kerusakan sejauh ini.
Dalam sebuah pernyataan, koalisi pimpinan Arab Saudi yang bertempur di Yaman mengatakan pihaknya mencegat rudal balistik yang ditembakkan oleh militan Houthi menuju Riyadh.
Ya,kelompok pemberontak Houthi diduga menjadi pelakunya.
Apa yang membuat militan Houthi menyerang Arab Saudi?
Kemungkinan besar ini karena Arab Saudi ikut campur dalam perang saudara Yaman pada 2015 dengan sejumlah sekutu Arab.
Ini dilakukan untuk melawan gerakan militan Houthi yang mulai berkuasa.
Sunni yang memerintah Arab Saudi curiga terhadap militan Houthi yang dituduh didukung Iran.
Buruknya, serangan itu terjadi saat Arab Saudi menjadi tuan rumah balapan mobil listrik Formula-E yang bergengsi di Diriyah.
Kolonel Turki Al-Maliki, juru bicara koalisi pimpinan Arab Saudi, menuduh Houthi sengaja menargetkan wilayah sipil dan mengatakan ini merupakan kejahatan perang.
Dia menambahkan koalisi akan mengambil tindakan aktif dalam menanggapi serangan itu.
Kronologi
Pada hari Jumat(26/2/2021), pasukan koalisi mengklaim telah menghancurkan rudal balistik Houthi dan beberapa drone yang menargetkan Arab Saudi.
Di Twitter, seorang pengguna media sosial Saudi, yang mengaku dari Jeddah, berkomentar: “Sebuah rudal balistik Houthi baru saja dicegat di dekat Riyadh."
“Rudal ini adalah satu dari ratusan yang dengan sengaja menargetkan warga sipil di Arab Saudi."
“Mereka adalah teroris. Kami akan membela negara kami dari teroris."
Koalisi yang dipimpin Arab Saudi telah dituduh melakukan kejahatan perang sejak intervensi anti-Houthi di Yaman pada 2015.
Ini karena Yaman harus mengalami perang saudara pada September 2014 ketika pasukan Houthi menyerbu ibu kota dan mengumumkan pembentukan pemerintahan baru.
Ini memicu pertempuran sengit dengan pasukan yang setia kepada pemerintah Yaman yang diakui secara internasional, yang saat ini dipimpin oleh Abdrabbuh Mansur Hadi.
Amerika Serikat (AS) telah memberikan dukungan intelijen dan logistik kepada koalisi pimpinan Arab Saudi.
Tetapi ini diakhiri oleh Presiden AS Joe Biden pada 4 Februari 2021 kemarin.
Konflik juga memungkinkan ISIS dan Al-Qaeda untuk sementara waktu merebut beberapa wilayah.