Intisari-Online.com - Untuk mendukung percepatan transformasi digital di Indonesia, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) terus berupaya meningkatkan literasi digital masyarakat.
Salah satunya diwujudkan melalui Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) Siberkreasi yang berkaitan dengan beragam pengetahuan seputar digital di tingkat pemula atau basic.
Menteri Kominfo Johnny G Plate menyebut, GNLD Siberkreasi mengambil peran penting untuk membangun budaya digital yang sehat, bersih, dan aman.
“Kita sama-sama tahu bagaimana etika dibutuhkan di ruang digital. Jangan sampai digunakan antar masyarakat untuk saling menyerang, menyebarkan berita bohong, hoaks, hate speech, dan sebagainya,” ujar Johnny melalui keterangan tertulis dalam Rapat Kerja Nasional Akselerasi Transformasi Digital, Rabu (24/2/2021).
Baca Juga: Menkominfo Dorong Pemerintah Daerah Ikut Kembangkan SDM Digital
Johnny menjelaskan, ada empat pilar yang menjadi fokus utama dalam mengembangkan GNLD Siberkreasi. Keempat pilar tersebut mencakup digital skills, digital ethics, digital culture, dan digital safety.
“Empat program unggulan, tema dan pilar Gerakan Nasional Literasi Digital ini perlu kita bersama-sama jemput, kita dukung dan realisasikan di setiap wilayah dan lingkungan kita,” ujar Johnny.
Johnny turut menyebut, empat pilar tersebut menjadi salah satu upaya dalam mewujudkan Indonesia menuju negara digital atau digital nations.
Kemenkominfo pun mengajak Pemerintah Daeah (Pemda) untuk ikut terlibat aktif dalam memperkenalkan empat pilar tersebut kepada masyarakat. Sebab, masyarakat perlu mengenal manfaat dan bahaya pemanfaatan ruang digital.
Johnny menegaskan bahwa masyarakat yang terfasilitasi dan cakap digital serta produktif dan berdaya akan menjadikan Indonesia sebagai bangsa digital.
Baca Juga: Penuhi Kebutuhan Masyarakat, Pemerintah Terapkan Strategi Hilir-Hulu Digitalisasi Indonesia
Saat ini GNLD Siberkreasi telah melaksanakan 189 kegiatan yang dilakukan secara daring dan telah menjangkau 559.000 masyarakat di seluruh Indonesia.
Selain itu, terdapat lebih dari 96.000 lebih peserta yang tersertifikasi dengan jumlah penonton live sebanyak 600.000.
“Kita semua berharap melalui program-program digital talent, pemenuhan digital talent, gerakan nasional Siberkreasi, Digital Talent Scholarship, dan Digital Leadership Academy akan mengisi kebutuhan digital talent Indonesia, dan bersama-sama mengantar Indonesia menuju suatu bangsa digital,” tandasnya.
Ciptakan digital talent
Meski pemerintah telah melakukan upaya dalam mempercepat transformasi digital di Indonesia, peran dan kesiapan masyarakat juga diperlukan untuk menjadi digital talent selaku pelaku utama dalam transformasi digital.
Direktur Jenderal Aplikasi Informatika (Dirjen Aptika) Kemenkominfo Semuel Abrijani Pangerapan menyatakan, lansekap aktivitas digital di Indonesia terus meningkat terutama di masa pandemi Covid-19.
Baca Juga: Menkominfo dan Presiden Joko Widodo Tinjau Proses Vaksinasi Awak Media
Saat ini, pengguna internet di Indonesia telah mencapai 196,71 juta jiwa. Berdasarkan data dari berbagai survei, jumlah pengguna tersebut diraih hanya dalam kurun waktu empat tahun saja, yakni dari tahun 2017 sampai 2021.
"YouTube menjadi all in one platform yang paling sering dikunjungi yakni sebesar 93,8 persen. WhatsApp sebagai aplikasi pesan instan yang banyak diakses sebesar 87,7 persen, (dan) media sosial Facebook sebesar 89,8 persen," tutur Dirjen Semuel dalam forum yang sama.
Dari sisi e-commerce, hasil Survei McKinsey tahun 2017 menunjukkan sudah terdapat 30 juta pengguna serta 9,4 juta UMKM yang sudah go-digital pada 2020.
“Untuk itu kita perlu melakukan kesiapan bagi masyarakat, karena ruang digital sudah menjadi realitas kita. Undang-Undang ITE tahun 2008 sudah mengadopsi dan mendeklarasikan bahwa kegiatan yang kita lakukan di ruang digital sama sahnya di ruang fisik,” ungkap Dirjen Semuel.
Baca Juga: Kominfo Minta Whatsapp Berikan Penjelasan Terkait Pembaruan Kebijakan Privasi Pengguna
Selain itu, masyarakat juga diharapkan bisa menghadapi tantangan dan risiko yang perlu dihindari di ruang digital, misalnya saja seperti disinformasi, malinformasi, misinformasi, radikalisme, hate speech, cyberbullying, pornografi, hingga penipuan online.
“Untuk mengatasi tantangan tersebut maka dibutuhkan literasi digital yang fungsinya dimaksudkan untuk meningkatkan kemampuan kognitif sumber daya manusia Indonesia, agar ketrampilannya tidak sebatas mengoperasikan gawai,” ujar Dirjen Semuel.
Tahun ini, Kemenkominfo pun berinisiatif untuk berkolaborasi dengan Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) untuk menyelenggarakan program literasi digital. Program tersebut akan dilaksanakan di 34 provinsi dan 514 kabupaten kota.
"Rencananya akan ada 20.560 kegiatan literasi digital dengan estimasi peserta yang hadir secara virtual sebanyak 12.448.750,” tandasnya.
Program ini juga menjadi komitmen pemerintah dalam menyiapkan sumberdaya manusia yang lebih tangkas dan produktif dalam melakukan berbagai kegiatan di ruang digital.
Penulis | : | Yussy Maulia |
Editor | : | Sheila Respati |
KOMENTAR