Saat 100 Ribu Nyawa Penduduk Asli Amerika Melayang Dalam Pembantaian Etnis dan 'Mengukir Jejak Air Mata'

Muflika Nur Fuaddah
Muflika Nur Fuaddah

Editor

jejak air mata
jejak air mata

Intisari-Online.com- Sepanjang tahun 1830-an, Presiden Amerika, Andrew Jackson memindah paksakan puluhan ribu penduduk asli Amerika.

Mereka dipindahkan dari sebelah timur Sungai Mississippi ke negeri-negeri yang ditunjuk di barat.

Dalam perjalanan berbahaya yang kemudian dikenal sebagai Jejak Air Mata terjadi banyak kematian.

Ketika pemukiman orang-orang putih mulai terbentuk di negara bagian Georgia, Carolina Utara, Tennessee, Alabama, dan Florida, perbatasan mereka menyeberang ke tanah penduduk asli Amerika.

Baca Juga :Setelah Menindik Hidung, Dias Mendadak Lumpuh Sampai Dokter Temukan 500 Miligram Nanah di Tulang Belakangnya

Para penduduk asli tersebut kemudian dianggap sebagai masalah dan penghalang untuk ekspansi ke arah barat.

Masalah itu kemudian diyakini dapat diselesaikan dengan kebijakan 'peradaban.'

Penduduk asli dianggap tidak beradab dan harus diajari kepercayaan orang putih serta belajar berbicara, membaca, dan menulis bahasa Inggris.

Cara makan, berpakaian, dan konsep kepemilikan serta perdagangan individu Eripa juga harus diseragamkan.

Baca Juga :Ini 5 Gejala Leukemia yang Sering Kali Diabaikan, Salah Satunya Memar di Tubuh

Kelima suku yang mengikuti kebijakan ini pun kemudian dikenal sebagai "Lima Suku Beradab."

Penghapusan Choctaw, Seminole, dan Creek

Elizabeth Stephens, seorang wanita Cherokee yang berusia 82 tahun, selamat dari Jejak Air Mata. 1903.
Elizabeth Stephens, seorang wanita Cherokee yang berusia 82 tahun, selamat dari Jejak Air Mata. 1903.

Motivasi Jackson adalah untuk memperluas pengaruh dan kemakmuran ekonomi Amerika Serikat.

Baca Juga :Begadang Sambil Main Ponsel pada Tengah Malam, Pria 19 Tahun Ini Berakhir dengan Penyakit Mengerikan

Secara khusus, dia ingin memberi jalan bagi pertumbuhan kapas dalam skala besar.

Namun, pada kenyataannya, Jackson tidak tertarik untuk membuat kesepakatan dengan suku-suku.

Sebaliknya, Jackson melakukan program Penghapusan dengan cara yang paling brutal.

Dia memberi tekanan pada suku-suku dengan menolak untuk membayar anuitas kepada kepala suku.

Baca Juga :Yuk, Coba Rebus 2 Bahan Ini dan Minum Sebelum Tidur, Ampuh Turunkan Berat Badan

Suku-suku mulai diperlemah dan dipaksa untuk memasuki perjanjian Penghapusan yang tidak adil.

Suku Choctaw, Seminole, dan Creek pun mengalami pengalaman nahas.

Perjalanan brutal pemindahan pun dimulai.

Ada sejumlah rute berbeda melalui darat dan air sepanjang relokasi itu
Ada sejumlah rute berbeda melalui darat dan air sepanjang relokasi itu

Baca Juga :Merinding Saat Dengar Lagu Tertentu? Itu Tanda Otak Anda Spesial!

Lalu sekitar 4.000 Choctaw meninggal karena kolera, dan ratusan lagi kekurangan gizi, paparan, dan kecelakaan karena korupsi dan ketidakmampuan pemerintah federal.

Setelah Choctaw tiba di zona yang ditentukan, seorang kepala Choctaw melaporkan ke sebuah surat kabar Alabama bahwa perjalanan yang mirip seperti mimipi buruk itu adalah jejak air mata dan kematian.

Suku Seminole, dan Creek mengalami nasib yang serupa.

Menurut beberapa perkiraan, hingga 100.000 penduduk asli Amerika direlokasi dan lebih dari 15.000 orang kehilangan nyawa dalam jejak air mata itu.

Pada tahun 1907, Oklahoma menjadi sebuah negara bagian dan wilayah asli Amerika secara resmi hilang untuk selamanya.

Baca Juga :Bayi Ngeces Bukan karena Ngidam Ibu yang Tak 'Keturutan', Justru Punya Manfaat Luar Biasa

(*)

Artikel Terkait