Setelah Perang Timur Tengah 1973, di mana Mesir, Suriah, dan sekutunya melancarkan serangan terhadap Israel, negara-negara anggota OPEC di Arab menyerukan embargo minyak untuk memprotes dukungan AS terhadap Israel.
Akibatnya, harga minyak mentah meroket.
Hal itu membuat stasiun pengisian bahan bakar di seluruh AS dibanjiri antrean kendaraan.
Daniel Yergin, penulis The New Map yang merupakan sebuah buku tentang energi dan perubahan iklim, mengatakan Yamani merupakan sosok di balik embargo minyak.
"Arab Saudi, setelah krisis minyak pada 1973, menjadi negara yang sangat kaya dan menjadi bagian yang sangat penting dari perekonomian dunia,” ujar Yergin.
Dia menambahkan, Arab Saudi lantas didekati oleh bank-bank Barat dan memiliki pendapatan yang benar-benar melambung.
"Dan Yamani benar-benar pria di balik itu semua,” ujar Yergin.
Juga pada awal 1970-an, Yamani memulai proses negosiasi yang panjang untuk kontrol Arab Saudi atas apa yang saat itu disebut Arabian American Oil Co.
Penulis | : | Muflika Nur Fuaddah |
Editor | : | Muflika Nur Fuaddah |
KOMENTAR