Advertorial
Intisari-Online.com - China telah merilis video yang menunjukkan pertempuran antara pasukannya melawan India di perbatasan Himalaya yang menewaskan 27 tentara Juni lalu.
Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) mengkonfirmasi pada hari Jumat bahwa empat tentaranya tewas dalam bentrokan perbatasan berdarah yang sebelumnya dilaporkan sebagai perkelahian hebat dengan serangan "tabung baja, pentungan dan batu".
Dilansir dari Daily Star, Sabtu (20/2/2021), dalam sebuah video yang mereka bagikan di televisi pemerintah, tentara terlihat mengenakan perlengkapan anti huru-hara.
Mereka juga mempersenjatai diri dengan perisai dan pentungan saat mempertahankan perbatasan di Lembah Sungai Galwan.
Tentara PLA berbaris dan mengayunkan tabung baja sebagai peringatan agar pasukan India mundur.
Beberapa dari mereka memegang tameng yang bertuliskan "POLICE" di bagian depan.
Sebuah pendapat mengklaim:
"Komandan resimen Qi Fabao membawa beberapa tentara untuk menegosiasikan persyaratan perdamaian dengan militer asing tetapi diserang secara brutal."
Ratusan tentara terlihat berkumpul di lereng gunung pada malam hari sebelum video tersebut dipotong dan menunjukkan tentara Tiongkok yang kepalanya berdarah.
Kementerian pertahanan Tiongkok mengkonfirmasi bahwa empat tentara dan perwira terbunuh.
Mereka semua juga telah dianugerahi penghargaan dan disebut sebagai martir.
Seorang juru bicara kementerian Ren Guoqiang mengatakan China telah memutuskan untuk mengungkapkan rincian korban pada hari Jumat.
Hal itu dilakukan untuk menjernihkan rumor atas insiden tersebut.
Dia berkata:
"Tentara India secara ilegal melewati garis dan memimpin dalam provokasi."
"Mereka menyerang orang China dan menciptakan konflik di Lembah Galwan."
"Pihak India bertanggung jawab sepenuhnya untuk itu."
"Pihak India telah berulang kali membuat banyak korban dan mendistorsi kebenaran."
Pada hari Rabu, kepala komando utara India Letnan Jenderal YK Joshi mengatakan kedua negara telah hampir mencapai konflik yang berkepanjangan di Ladakh pada bulan Agustus.
Dia juga menyebut bahwa bentrokan bulan Juni telah menyebabkan korban serius di pihak China.
Dia mengatakan dalam sebuah wawancara:
"Kami dapat menghitung sejumlah besar korban, yang dievakuasi dengan tandu dan dibawa kembali.
"Sebenarnya lebih dari 60, tapi apakah fatal atau non-fatal, kami tidak memiliki otoritas untuk mengatakannya, jadi saya tidak akan memberberkan angkanya."
(*)