Senjata meriam yang dimiliki Yamato cukup banyak dan punya kaliber besar.
Antara lain, 9 meriam kaliber 46 cm, 12 meriam kaliber 15,5 cm, 12 meriam kaliber 12,7 cm dan 24 meriam kaliber 25 mm.
Pada tahun 1945 saat Yamato ditugaskan sebagai benteng pertahanan terakhir Jepang di laut, dan meriamnya pun ditambah: 162 meriam kaliber 25 mm AA, 24 meriam kaliber 12,7 cm, 4 meriam kaliber 13 mm AA, dan 7 buah alat pelontar pesawat.
Yamato yang sempat menjadi flagship Admiral (Laksamana) Yamamoto, pernah terlibat pertempuran di Midway, Battle of Philipina Sea, Battle of Leyte Gulf dan Battle of Samar.
Kehebatan Yamato yang dilukiskan oleh AL Jepang sebagai kapal perang yang tidak mungkin ditenggelamkan itu makin dahsyat lagi ketika Yamato dilengkapi radar pencari pesawat dan kapal musuh.
Kehebatan Yamato memang terbukti, sejumlah bom dan torpedo yang menghantam badannya hanya menimbulkan kerusakan ringan.
Setelah kembali ke pangkalan dan kerusakannya diperbaiki, Yamato yang biasanya juga ditambahi meriam terbaru sudah siap bertempur lagi.
Pertempuran terakhir yang dialami Yamato adalah ketika berusaha mepertahankan kepulauan Okinawa pada akhir 1945 di pengujung Perang Dunia II.
Sebagai pulau yang merupakan pertahanan terakhir Jepang, awak Yamato ditugaskan untuk bertempur sampai mati demi mempertahankan pulau yang dianggap suci itu.
Namun, Angkatan Laut AS yang berhasil mengendus keberadaannya segera melakukan pencegatan ketika Yamato berlayar sekitar 200 km dari Okinawa.
Penulis | : | Mentari DP |
Editor | : | Mentari DP |
KOMENTAR