Intisari-Online.com -Para tentara AS memberikan kesaksian tentang sosok Saddan Hussein selama sang pemimpin Irak tersebut ditahan.
Fakta-fakta yang dipaparkan para keduabelas tentara ini pada akhirnya seperti menampar wajah negaranya sendiri.
Sebab, mereka justru menunjukkan bagaimana sosok Saddam Hussein yang sangat berbeda dari gambaran yang diberikan oleh Negeri Paman Sam selama ini.
Berikut ini kisah lengkapnya seperti dilansir Independent.
Selama ini, sosokSaddam Hussein memang ditonjolkan sebagai seorang diktator yang memimpin Irak secara kejam.
Dia juga dituduh melakukan aksi genosida, bahkan dituduh menyimpan senjata pemusnah massal.
Tuduhan yang menjadi alasan penyerbuan AS ke tanah Irak yang pada akhirnya tidak pernah bisa terbukti.
Muncul pula gambaran mengenai betapa 'gilanya' sikapSaddam Hussein ketika menemukan putranya, Udah, melakukan kesalahan besar.
Kesalahan besar Uday yang dimaksud adalah menembak mati beberapa orang tak bersalah di sebuah pesta.
Saddam Hussein yang berang dengan sikap anaknya tersebut memberi hukuman yang sangat mahal, yaitu membakar mobil-mobil mewah Uday.
Dari Rolls-Royce, Porsche, hingga Ferrari, semua mobil tersebut dibakar sambil diiringi tawa terbahak-bahak dariSaddam Hussein.
Itu gambaran sosokSaddam Hussein yang selama ini ditonjolkan oleh Amerika Serikat, namun tidak demikian gambaran sosokSaddam Hussein versi para tentara AS.
Dua belas tentara muda AS justrumelihat diktator yang dipenjara tersebut sebagai 'sosok kakek'.
Para tentara ini bahkan mengaku sangat berduka atas kematian sang diktator yang dieksekusi di tiang gantungan pada 2006.
Saddam Hussein juga dilaporkan memiliki ketertarikan pada hal-hal yang sangat biasa dan cenderung lembut.
Contohnya seperti mendengarkan legenda RnB Mary J Blige, gemar mengonsumsimuffin, dantertawa saat menonton Sesame Street.
Semua hal itu dilakukan Saddam Hussein kala menunggu persidangan atas tuduhan kejahatan terhadap kemanusiaan.
Di bekas istana Irak yang dijuluki "The Rock",Saddam Hussein menjalani penahanan dengan penuh keakraban dengan para tentara AS yang menjaganya.
Sang diktator juga digambarkan sering menceritakan kisah hidupnya selama memimpin Irak.
Salah seorang tentara AS Will Bardenwerper, bahkan mengklaim Saddam Hussein menunjukkan "kasih sayang, martabat, dan keberanian yang mengejutkan dalam menghadapi kematian yang membayangi".
Hal ini diungkapkan Bardenwerper dalam bukunya yang akan datang The Prisoner in His Palace: Saddam Hussein, His American Guards, and What History Leaves Unsaid.