Saya mendengarkan kedua tokoh ini kadang-kadang menggunakan bahasa Jawa halus, Bahasa Indonesia dan Belanda.
Sekali-sekali HB IX memandang saya sambil senyum. Beliau tahu saya wartawan.
Nampaknya beliau ingin menyampaikan sesuatu pada saya, tapi terpotong dengan pembicaraannya dengan Pak Jon.
Saat itu saya juga ingin menyampaikan sesuatu pada beliau (HB IX), tapi keinginan saya tidak kesampaian sampai saat ini.
Baca Juga: Ketika Dunia Semata Wayang Fauzie Helmy Manggung dalam Fotografi di Tengah Goro-goro
Ketika itu sebenarnya saya ingin bertanya tentang sosok Nyai Rara Kidul yang pernah menampakan diri pada beliau (Buku Takhta Untuk Rakyat - Celah-celah Kehidupan Sultan Hamengku Buwono IX halaman 106-107 terbitan pertama April 1982 ).
“Saya menyebut Eyang Rara Kidul saja. Dan saya pernah mendapat kesempatan melihatnya setelah menjalani ketentuan yang berlaku, seperti berpuasa selama beberapa hari dan sebagianya,” demikian kata Ngarso Dalem (HB) IX di bawa artikel sub judul Yang Irasional, yang Berbau Mistik (Bab 13).
“Pada waktu bulan naik, Eyang Rara Kidul akan nampak sebagai gadis yang amat cantik. Sebaliknya, apabila bulan menurun, ia tampak wanita yang makin tua,” lanjut HB IX dalam buku terbitan Gramedia itu.
Mistis, percaya atau tidak, terserah
Baca Juga: Bertahan di Tengah Pagebluk, Para Seniman Wayang Orang Berteman dengan Teknologi
Penulis | : | Muflika Nur Fuaddah |
Editor | : | Muflika Nur Fuaddah |
KOMENTAR