Intisari-online.com -Korea Utara menghadapi hambatan besar akibat Covid-19 berupa ekonomi yang terus-terusan memburuk.
Untuk itu Kim Jong-Un, pemimpin rezim Korea Utara, lakukan segala cara agar ekonomi negaranya terselamatkan.
Reuters mengabarkan Partai Buruh, partai yang berkuasa di Korea Utara, menyelesaikan rapat pleno empat hari Kamis 11/2 kemarin.
Namun di rapat itu Kim Jong-Un marah besar.
Menurutnya kabinetnya kurang inovatif, tidak punya strategi dan tidak cerdas.
Mereka dianggap kurang inovatif dalam menyusun tujuan untuk rencana ekonomi lima tahun yang baru sebagaimana diwartakan oleh media pemerintah, KCNA.
Dalam rapat tersebut, Kim juga memetakan visinya untuk urusan antar-Korea, hubungan dengan negara lain, peraturan partai, dan masalah personel.
Dengan ekonomi sebagai agenda utama, Kim meninjau rencana aksi untuk strategi lima tahun terbaru dalam rapat pleno tersebut.
Dia juga membahas mengenai sanksi internasional, penutupan perbatasan yang berkepanjangan, serta pengurangan bantuan luar di tengah pandemi virus corona.
Kim menyebut, kabinetnya menyusun rencana lima tahunan baru yang tidak maju secara signifikan dari yang sebelumnya yang telah gagal total di hampir setiap sektor.
“Rencana tersebut tidak secara akurat mencerminkan ideologi dan pedoman partai serta kekurangan wawasan inovatif dan strategi cerdas,” kata Kim dalam pertemuan tersebut, menurut KCNA.
"Karena kabinet hampir secara mekanis mengumpulkan angka-angka yang diberikan oleh kementerian, rencana untuk beberapa sektor secara tidak realistis dinaikkan dan yang lainnya telah menurunkan tujuan yang sudah mudah dicapai dan harus diselesaikan,” imbuhnya.
Partai Buruh memutuskan untuk membangun 10.000 rumah di ibu kota Korea Utara, Pyongyang, tahun ini.
Rencana tersebut menggantikan rencana konstruksi sebelumnya yang digambarkan Kim sebagai terlalu rendah dan produk dari proteksionisme dan kekalahan dalam birokrasi.
Dia juga menyerukan peningkatan kemandirian dan produksi barang dan bahan lokal, kata KCNA, setelah perdagangan dengan China.
Perdagangan dengan China yang menyumbang sekitar 90 persen pengiriman masuk dan keluar dari Korea Utara.
Namun, kondisi tersebut anjlok lebih dari 80 tahun lalu karena lockdown yang ketat akibat pandemi Covid-19.
Partai Buruh juga membahas perubahan personel dengan mempromosikan Menteri Luar Negeri Korea Utara Ri Son Gwon ke politbiro tak lama setelah mengangkatnya kembali sebagai anggota pengganti.
Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik?Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di sini