Bingung Bedanya Ninja, Samurai, bahkan Ronin? Simak Penjelasan tentang Prajurit Tradisional Jepang yang Lengkap Ini

Ade S

Editor

Bingung Bedanya Ninja, Samurai, dan Ronin? Simak Penjelasan tentang Prajurit Tradisional Jepang Ini
Bingung Bedanya Ninja, Samurai, dan Ronin? Simak Penjelasan tentang Prajurit Tradisional Jepang Ini

Intisari-Online.com -Sosok-sosok seperti ninja atau samurai, bahkan ronin kerap muncul dalam produk film maupun komik asal Jepang.

Namun, terkadang sosok-sosok prajurit tradisional Jepang ini juga membuat bingung orang luar Jepang.

Maklum, terkadang ada beberapa jenis prajurit yang memiliki pakaian atau pun cara bertarung yang mirip.

Belum lagi penggunaan senjata yang bisa jadi juga memiliki kesamaan pada beberapa prajurit.

Baca Juga: Sniper Jepang, Pantang Keluar Sarang Kecuali Jadi Mayat, Hanya Senapan Mesin Antitank yang Bisa Menundukkannya

Lalu, bagaimana sebenarnya perbedaan dari setiapprajurit tradisional Jepang tersebut?

Mari kita simak penjelasan lengkapnya berikut ini.

1. Samurai

Muncul pada milenium pertama, samurai adalah prajurit aristokrat. Sebagai pemilik tanah dan pemimpin masyarakat, samurai paling rendahan sekalipun lebih kaya dan dihormati dibandingkan masyarakat Jepang pada umumnya.

Baca Juga: Kala 83.737 Pasukan Jepang Harus Meregang Nyawa Sia-sia Hanya Dalam 2 Hari, Gara-gara Sebuah Dokumen yang Terlambat untuk Ditandatangani

Samurai memulai kariernya sebagai pemanah berkuda dan perlahan memelajari seni menggunakan pedang. Tangan kanan mereka biasanya tidak terlalu dilindungi karena digunakan untuk menarik anak panah.

Seiring dengan berjalannya waktu, baju zirah mereka menjadi lebih kaku dan simetris. Mereka lebih banyak bertempur dalam jarak dekat dengan memakai pedang yang dibuat dengan sangat seksama.

Para samurai bertempur dengan menggunakan berbagai macam senjata termasuk tombak dan alat pemukul.

Walau begitu, senjata mereka yang paling ikonik adalah pedang katana yang panjang dan pedang wakizashi yang pendek. Keduanya terkenal memiliki ketajaman yang luar biasa.

Baca Juga: Lebih Biarkan Seni Ninja Mati Bersamanya, Ninja Terakhir Jepang Ini Ceritakan Semua Keterampilan Mematikan Saat Latihan Ninja, Termasuk Dengarkan Suara Jarum Jatuh

2. Sohei

Mulai abad ke-11 hingga 16, samurai terkadang bertempur bersama dengan kelompok prajurit elit lainnya yang bernama sohei. Sohei adalah kaum biksu prajurit. Sejumlah biara memiliki angkatan bersenjata sohei sendiri.

Sohei muncul untuk melindungi biara-biara di masa sulit saat banyak perselisihan antar biara. Jika terjadi kekacauan, mereka akan maju berperang. Pasukan sohei yang paling terkenal dan ditakuti berasal dari Enryaku-Ji, Mount Hiei.

Biasanya, Sohei tidak memiliki persenjataan selengkap samurai. Mereka memakai baju zirah biasa di atas jubah biara. Kepala mereka biasa dihiasi dengan handuk yang dijalin untuk menutupi kepala yang gundul.

Baca Juga: Bikin Bung Karno Nekat dan Abaikan Peringatan, Inilah Sosok Naoko Nemoto, Wanita Jepang yang Baru Saja Ditinggalkan Menantu

Senjata tradisional sohei bernama naginata. Sohei sendiri bisa menjadi rekan yang baik untuk samurai, namun bisa juga menimbulkan kekacauan. Mereka bisa menggunakan kekuatannya untuk mencari kemerdekaan dari pemimpin yang sekuler.

3. Ikko-Ikki

Pada abad ke-15, muncul kelompok religius lain yang ditakuti, Ikko-Ikki. Kelompok ini menganut aliran Buddha Jodo-Shinshu yang percaya pada keselamatan untuk seluruh umat manusia, tidak hanya untuk mereka yang belajar agama dengan seksama.

Ikko-Ikki ini lebih egaliter dibandingkan sohei. Pengikutnya juga lebih besar karena gerakan ini bersifat sosial. Sejumlah pengikut Ikko-Ikki mencukur habis kepalanya sebagai tanda imannya.

Baca Juga: Pembantaian dan Kekejaman Biasa Terjadi pada Perang Sino-Jepang II, Keduanya Gunakan Taktik Perang ‘Bumi Hangus

Kekuatan mereka tidak boleh diremehkan karena pada tahun 1488, mereka berhasil menguasai Provinsi Kaga. Pasukan Ikko-Ikki tampak seperti samurai dan berperang seperti samurai juga.

Sejauh ini, informasi tentang Ikko-Ikki sangatlah terbatas dibandingkan prajurit yang lain. Namun, mereka jelas merupakan lawan yang tangguh terhadap prajurit-prajurit lain.

4. Ronin

Menjadi samurai bukanlah sekadar menjadi prajurit. Samurai harus tahu dengan jelas posisinya dalam hierarki. Terkadang, samurai bisa kehilangan posisinya saat tuannya (daimyo) meninggal atau kehilangan kehormatan.

Baca Juga: Kisah Pembunuhan Sadis Junko Furuta, Gadis Cantik yang Diculik 44 Hari, Disiksa, Dirudapaksa hingga Dibunuh Secara Kejam

Samurai yang sudah tidak memiliki daimyo ini kemudian disebut ronin. Secara harfiah, ronin artinya adalah orang yang seperti ombak.

Tanpa kekayaan dan pendapatan tetap, ronin yang miskin biasanya mencari uang dengan menjadi tentara bayaran. Pada abad ke-15 hingga 16, pekerjaan semacam ini cukup banyak. Namun di era Jepang sudah mulai maju, pekerjaan seperti ini mulai sulit untuk ditemui.

5. Ninja

Ninja adalah pembunuh bayaran rahasia. Sepanjang sejarah, kisah tentang ninja selalu dipenuhi dengan rumor dan hal-hal yang tidak jelas kebenarannya.

Baca Juga: Kisah Mengenaskan Kapal Indianapolis AS, Sudah Ditenggelamkan dengan Rudal Jepang, Awaknya yang Selamat Malah Jadi Santapan Hiu

Tidak seperti prajurit-prajurit lain, ninja menggunakan cara-cara licik untuk menghabisi lawan. Mereka bekerja dalam kegelapan dan tak pernah terjun langsung ke medan perang.

Daimyo Uesugi Kenshin yang meninggal pada 1578 menurut rumor telah dibunuh oleh ninja yang selama berhari-hari bersembunyi dalam toilet. Ia menunggu waktu yang tepat untuk menyerang musuh di waktu yang tak terduga. Pakaian ninja biasanya berwarna hitam pada malam hari dan cokelat untuk siang hari.

6. Ashigaru

Samurai adalah prajurit yang memiliki kelas sosial tinggi. Sedangkan sebagian besar prajurit perang Jepang disebut ashigaru. Para ashigaru berperang dengan berjalan kaki. Senjata mereka adalah tombak, pedang, dan panah.

Baca Juga: Aksi ‘Sama Rasa dan Sama Rata’ Tentara Jepang Diwujudnyatakan dengan Perampokan, Semangat Revolusioner Berhasil Singkirkan Mereka yang ‘Mabuk Kebebasan’

Pada abad ke-16, Laksamana Nobunaga memenangkan perang dengan sukses ketika dia mempersenjatai 3.000 ashigaru dengan senapan berbubuk mesiu.

7. Tsukai-ban

Untuk memastikan semua arus informasi berjalan dengan lancar, setiap daimyo memiliki tsukai-ban. Mereka adalah para pembawa pesan.

Serdadu tsukai-ban memastikan koordinasi dan transmisi pesan antar unit bisa berjalan dengan lancar, bahkan ketika sedang terjadi perang yang penuh kekacauan.

Jadi, sudah tau bedanya masing-masingprajurit tradisional Jepang sekarang?

(Lila Nathania)

Artikel Terkait